Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Gulung Tikar, Pengusaha Roti Jadi Bandar Sabu

Kompas.com - 15/11/2013, 14:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bandar narkoba jenis sabu berinisial Tn dan seorang kurir berinisial Ch ditangkap petugas BNN di salah satu hotel di daerah Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/11/2013). Tn, yang sebelumnya memiliki bisnis roti, ditangkap saat hendak menerima sabu seberat 500 gram dari kurirnya tersebut.

Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto menuturkan, tersangka tergiur menjadi bandar narkoba lantaran usaha bisnis roti yang digeluti pelaku tidak berjalan sukses.

"Menurut pengakuan Tn, kegiatan itu sudah dilakukan kurang lebih empat tahun. Dia bisnis roti, kemudian gulung tikar dan lebih konsen pada bisnis narkotika jenis sabu," kata Sumirat di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2013).

Karena tergiur dengan keuntungan menjual narkoba, Sumirat mengatakan, Tn kemudian beralih profesi menjadi bandar barang haram tersebut. Awalnya, Tn hanya menjual beberapa gram. Namun, setelah sekian lama dan mendapatkan hasil, tersangka menerima order yang lebih besar untuk kemudian diedarkan di wilayah Semarang.

Sumirat melanjutkan, Tn dapat ditangkap petugas saat melakukan transaksi dengan kurirnya di hotel. Tersangka menerima sabu ratusan gram dari Ch yang membawa sabu tersebut dari Jakarta ke Semarang.

"Pada saat penangkapan, tersangka (Tn) menerima sabu 500 gram," ujar Sumirat.

Menurut Sumirat, Tn tidak bekerja sendiri. Selain Ch, dia juga memiliki dua kurir lainnya, yakni Iw dan satu orang lainnya yang masih buron. Petugas menangkap Iw setelah menggali keterangan dari kedua tersangka yang ditangkap lebih dulu.

"Seorang yang berinisial I atau Iw merupakan kaki tangan yang ikut mengedarkan sabu di wilayah Semarang, Jawa Tengah," ujar Sumirat.

Sumirat mengatakan, BNN masih memburu salah satu kurir Tn yang belum tertangkap. Sementara tiga pelaku yang dapat diamankan kini dalam pemeriksaan BNN.

"Tiga orang ini sekarang berada di BNN untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pengembangan oleh tim penyidik BNN sesuai proses hukum yang berlaku," jelas Sumirat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com