Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirim 1 TKI Ilegal, Penyalur Dapat Untung Rp 3 Juta

Kompas.com - 21/11/2013, 06:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah rumah mewah yang diduga menjadi penampungan tenaga kerja ilegal digerebek pada Rabu (20/11/2013) malam. Penanggung jawab di rumah itu, A (40), mengaku mendapatkan keuntungan Rp 3 juta untuk setiap tenaga kerja yang bisa dia kirim ke luar negeri.

"Saya tahu (kegiatannya ilegal), (tapi untung) tiga juta," kata A, di lokasi penggerebekan, Rabu (20/11/2013) malam. Rumah berlokasi di RT 3 RW 10 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, menurut A adalah rumah sewa. Selama ini, dia mengaku sudah mengirim 50 tenaga kerja wanita ke luar negeri.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan, A sudah mengakui perbuatan ilegalnya. Menurut Jumhur, A hanya memberikan bekal visa kepada para tenaga kerja yang dikirimnya ke luar negeri.

Kepada petugas BNP2TKI, kata Jumhur, A mengatakan ada orang membantunya merekrut para calon pekerja. Namun, ujar dia, A tak menyebutkan posisi dari orang yang membantunya itu.

Ketua RT di lokasi rumah yang disewa A, Amil (75), mengatakan, A adalah warga yang berasal dari lingkungan yang sama dengan lokasi rumah tempat penampungan tersebut. Menurut Amil, lokasi rumah pribadi A hanya berbeda RT, yakni di Jalan S di RT 05 RW 11. "Rumah pribadinya di sana, ada istrinya juga. Di sana dia tinggal dari kecil," ujar dia.

Amil mengatakan pula, A sudah mengontrak rumah penampungan itu selama dua tahun. Namun, Amil mengaku tidak tahu bila A menggunakan rumah tersebut untuk menampung tenaga kerja ilegal. "Yang kami tahu, kerjanya dagang," kata dia.

Menurut Amil, selama ini pun tak terlihat ada aktivitas mencurigakan dari rumah itu. Tak terlihat, misalnya, orang keluar masuk. Namun, penjagaan dua satpam juga membuat orang tak bisa memastikan siapa saja ada di dalam rumah itu maupun kegiatannya.

Penggerebekan BNP2TKI ke rumah itu mendapatkan 41 perempuan yang diduga akan dikirimkan sebagai TKW ilegal ke Abu Dhabi. Tujuh orang ditahan, yakni A dan enam pegawainya. Proses hukum selanjutnya diserahkan kepada kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com