"Soal menghalangi foto (Presiden SBY), sebaiknya dilihat dari sisi etika dan estetika. Apakah lebih indah pohonnya dicabut atau fotonya digeser?" kata Dewi Aryani ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (21/11/2013).
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, sekarang di Indonesia, terkhusus DKI Jakarta, sedang gencar-gencarnya melakukan penghijauan dengan menanam pohon. "Tujuannya tidak saja untuk keindahan kota, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan lingkungan," kata Dewi.
Menurut Dewi, penghijauan di DKI Jakarta sebagai sumber oksigen dan juga untuk menjaga kestabilan keberadaan air tanah.
"Tentu mencabut pohon adalah salah satu hal yang tidak sinergis sehingga Jokowi juga pernah berujar cabut satu pohon ganti dengan 10 pohon. Saya sepakat dengan pernyataan Jokowi soal ini," tutur Dewi.
Sekretariat Negara (Setneg) hingga saat ini belum memberikan klarifikasi soal kebijakan pihak Istana Kepresidenan itu. Mensesneg Sudi Silalahi dan Sekretaris Mensesneg Lambok Hutauruk ketika dihubungi melalui telepon selulernya belum memberikan keterangan.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Jonathan Pasodung membenarkan pencabutan tersebut atas permintaan Setneg. Dia mengungkapkan, lima pohon palem yang semula tertanam di depan papan foto tersebut pun telah dipindahkan ke titik lain yang tidak menghalangi pandangan ke papan foto tersebut.
Jonathan mengatakan tidak mempersoalkan permintaan tersebut. Menurutnya, papan foto bergambar Presiden RI serta tamu negara memang layak bersih dari penghalang pemandangan. Yang penting, lanjut Jonathan, permintaan itu tidak mengganggu konsep taman yang telah didesain dengan cantik dan indah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.