Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Bus Tingkat Wisata Pun Bisa Melintas di "Busway"

Kompas.com - 22/11/2013, 14:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta sedang mengkaji bus tingkat pariwisata gratis untuk dapat melintasi jalur transjakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan seluruh bus yang memiliki spesifikasi bagus, seperti Kopaja AC, APTB, dan dapat mengangkut orang banyak untuk dapat melintasi jalur transjakarta.

"Intinya, Pak Gubernur mau semua bus yang mengangkut orang banyak boleh masuk jalur transjakarta," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (22/11/2013).

Walaupun nantinya bus tingkat pariwisata akan melintas jalur transjakarta, ia meyakini tak akan membuat jalur itu menjadi macet. Sebab, sebelum sterilisasi jalur transjakarta digalakkan, tak sedikit pihak yang mengeluhkan. Mulai dari Kopaja AC, Kopami, dan APTB. Bahkan, Basuki mengatakan kalau APTB hampir bangkrut karena merugi sering terjebak macet di jalur transjakarta. Setelah sterilisasi jalur dijalankan, maka sudah mulai banyak warga yang beralih menggunakan transjakarta maupun bus lainnya.

Basuki menjelaskan alasan mengapa Jokowi memberikan keistimewaan kepada bus tingkat pariwisata. Menurut dia, hal itu akan berdampak pada minat wisatawan untuk dapat berkunjung ke Jakarta.

"Kalau mereka berwisata dan terjebak di tengah kemacetan, mana ada lagi yang mau datang ke Jakarta," kata Basuki.

Tak hanya kepada bus tingkat pariwisata, Kopaja AC, dan APTB yang dapat melintasi jalur transjakarta, rencananya, bus jemputan karyawan juga dapat melintasi jalur eksklusif tersebut. Asal, bus itu memiliki spesifikasi yang bagus dan menunjang.

Bus tingkat yang dipergunakan untuk pariwisata dengan berkeliling kota Jakarta itu akan tersedia akhir tahun ini. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Arie Budhiman menjelaskan, bus tingkat atau double decker itu beroperasion pada Desember 2013 mendatang. Tak hanya melayani turis internasional, bus tingkat itu juga melayani aktivitas turis lokal.

Rencananya, kapasitas bus tingkat itu 50-60 tempat duduk di bagian atas dan bawahnya. Untuk rute keliling bus tingkat pariwisata itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI sedang mengkajinya bersama Asita (Asosiasi Travel Agency). Rute itu, menurutnya, harus berorientasi kepada pasar.

Rute-rute bus itu akan berhenti di destinasi-destinasi wisata Jakarta, seperti museum, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), maupun aset kesenian Pemprov DKI lainnya. Tak hanya berhenti di objek wisata, bus tingkat itu juga akan berhenti di beberapa objek perbelanjaan, seperti Blok G Tanah Abang, Ratu Plaza, atau Sarinah.

"Untuk tahap pertama, rencananya bus tingkat itu akan melayani turis, mulai dari Blok M-Monumen Nasional (Monas)," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Megapolitan
Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Megapolitan
Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Megapolitan
Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Megapolitan
Terungkapnya Kasus Bensin Campur Air di Bekasi, Ternyata Bukan karena Kebocoran Tangki di SPBU

Terungkapnya Kasus Bensin Campur Air di Bekasi, Ternyata Bukan karena Kebocoran Tangki di SPBU

Megapolitan
Antusiasme Sakti Mudik ke Subang, Tak Sabar Lihat Kemajuan Kampung Halaman

Antusiasme Sakti Mudik ke Subang, Tak Sabar Lihat Kemajuan Kampung Halaman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com