Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.717 Warga Depok Terima Santunan Kematian

Kompas.com - 26/11/2013, 07:49 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, untuk ketiga kalinya membagikan santunan kematian kepada warga. Bantuan Rp 2 juta per orang yang diberikan kepada ahli waris itu bertujuan meringankan beban sanak keluarga yang meninggal dunia.

Tahun 2013, sebanyak 1.717 warga dari 11 kecamatan di Kota Depok mendapatkan bantuan tersebut. Pembagian santunan itu akan berlangsung hingga 6 Desember 2013. ”Tahun ini pemkot menyiapkan dana Rp 7,1 miliar. Santunan itu untuk ahli waris dari warga yang meninggal dunia dari bulan Januari hingga 23 Agustus 2013,” kata Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok Taufan Abdul Fatah, Senin (25/11), di Depok.

Taufan menuturkan, kriteria penerima bantuan ialah warga yang termasuk dalam Jaminan Kesehatan Daerah dan Pendataan Program Perlindungan Sosial yang dilakukan Badan Pusat Statistik.

”Dua tahun sebelumnya, santunan itu diperoleh seluruh warga Kota Depok. Tahun ini, kami ubah kebijakan itu khusus untuk warga dari kalangan ekonomi bawah,” tuturnya.

Taufan menambahkan, pembagian santunan itu tidak dalam bentuk uang tunai. Namun, dalam bentuk cek yang bisa dicairkan penerima santunan di setiap cabang Bank Jawa Barat di Kota Depok.

Pemberian santunan ini sesuai dengan ketetapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2011 tentang Hibah dan Bantuan Sosial. Dana santunan itu berasal dari APBD tahun 2013.

Berdasarkan pantauan, sebanyak 270 warga dari Kecamatan Pancoran Mas tampak antusias antre di pelataran kantor Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok pada pukul 10.30.

Mawar (58), salah seorang penerima bantuan, mengaku, santunan itu sangat membantu keluarganya. Almarhum Suhanda (62), suami Mawar yang jadi tulang punggung keluarga, meninggal dunia beberapa bulan lalu. ”Uang ini akan saya gunakan untuk memperbaiki atap rumah yang rusak berat akibat angin kencang,” tutur Mawar.

Ia mengharapkan, pelaksanaan kebijakan itu tidak bersifat lima tahunan. Namun, Pemkot Depok terus mengadakannya setiap tahun.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, mengatakan, kebijakan santunan kematian bukan program yang tepat bagi ahli waris.

”Semestinya, pemkot memberikan pelatihan yang bernilai produktif bagi salah satu anggota keluarga ahli waris. Dia bisa menjadi tulang punggung selanjutnya dalam keluarga itu,” tutur Andrinof. (FLO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com