JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan siap beradu argumen tentang rencana pembangunan enam ruas tol dalam kota. Menurut dia, keberadaan jalan baru tersebut sangat penting agar rasio jalan ideal di Jakarta terpenuhi.
Selama ini, ide pembangunan enam jalan tol dalam kota itu menuai pro dan kontra. Pengamat transportasi dan akademisi menilai penambahan jalan tol akan memancing pengendara untuk menggunakan mobil pribadi. Basuki maupun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun pernah menyatakan bahwa pembangunan jalan tol itu tidak selaras dengan keinginan pemerintah mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke sarana transportasi massal.
Kini Basuki dan Jokowi menyatakan bahwa keenam ruas jalan tol dalam kota itu perlu dibangun. Selain untuk menambah luas jalan di Ibu Kota, jalan tol itu dapat dimanfaatkan untuk mengakomodasi transportasi massal sehingga dapat melintas di jalan tersebut.
"Kita bisa berdebat kok. Rasio jalan gimana caranya terpenuhi kalau enggak dibangun jalan? Sekarang apa yang mau didebatin sama gue kalau jalannya saja enggak ada," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Kendati demikian, ia membenarkan penambahan jalan dapat memicu penambahan jumlah kendaraan. Namun, Basuki menilai bahwa lonjakan volume kendaraan itu dapat diatasi jika pemerintah daerah serius membangun transportasi massal dan menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi. Ia mengatakan, pembatasan kendaraan itu dilakukan dengan menerapkan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP), parkir zonasi, dan pajak progresif.
"Tidak pernah ada teori yang mengatakan kalau lu punya transportasi massal saja dan tidak bikin jalan. Jadi, pengamat itu jangan seenaknya komentar ekstrem kiri atau kanan," kata Basuki.
Basuki mencontohkan sebuah pandangan ekstrem pengamat yang menyamakan Jakarta dengan Korea dan China, yang menghancurkan seluruh jalan layang di negara mereka. Menurut Basuki, kondisi lalu lintas di Jakarta berbeda dari kedua negara maju tersebut. Apabila para akademisi maupun pengamat tidak menyukai jalan layang, jalan tol layang Kebon Jeruk-Tangerang (depan Taman Anggrek) juga harus dibongkar.
Basuki menekankan bahwa ia dan Jokowi menyetujui pembangunan enam ruas tol dalam kota dengan syarat khusus. Ia mengatakan, PT Jakarta Tollroad Development selaku investor jalan tol telah menyetujui bahwa jalan tol tersebut boleh dilintasi oleh angkutan umum atau transportasi massal di Jakarta. "Kalau mereka (investor) enggak setuju, juga kita enggak izinin kok," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.