Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Sudin Sosial Jaksel Miftah Hulhuda mengatakan, salah seorang anak Walang sudah datang untuk menjemputnya. "Namun, kami belum menyerahkan Walang begitu saja. Untuk keamanan Walang sendiri, kami meminta surat-surat identitas yang menunjang identitas hubungan anak itu dengan Walang," jelasnya, Kamis (28/11/2013).
Sementara uang Rp 25.448.600 milik Walang dan Sa'aran diamankan pengelola Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. Menurut petugas panti sosial, Abdul Khair, uang itu telah diambil Walang Rp 48.600 untuk membeli pulsa telepon seluler sehingga uangnya tinggal Rp 25.400.000.
Walang mengakui, dia sudah mengambil sebagian uangnya untuk membeli pulsa. "Lagi dibelikan pulsanya sama anak panti," kata Walang.
Walang mengaku sudah enam bulan mengemis di Jakarta bersama teman sekampungnya, Sa'aran. Setiap hari Walang mengaku bisa meraup uang dari mengemis sebesar Rp 100.000 sampai Rp 150.000.
Setelah dipakai untuk makan dan minum, penghasilan mengemis itu dibagi dua. Namun, biasanya Walang yang mengumpulkan uang hasil mengemis.
Sementara Sa'aran tak banyak berperan karena kondisi sakit asma dan tak mampu berjalan kaki dalam waktu lama. Uang sebanyak Rp 25 juta dalam pecahan Rp 1.000 sampai Rp 100.000 dikumpulkan Walang dalam plastik warna hitam. Hanya saja, Walang mengaku, uang itu tak sepenuhnya diperoleh dari hasil mengemis, tetapi juga dari penjualan sapi di kampung.
"Di kampung kan saya dagang sapi. Kalau musim bagus, saya sewa sawah, tanam padi," katanya.
Dari uang Rp 25 juta itu, Walang mengaku, ada sekitar Rp 21 juta hasil penjualan sapi dan panen padi yang dia bawa. Dia mengaku tak percaya meninggalkan uang itu di rumahnya karena anak tirinya kerap mencuri uangnya.
"Kalau disimpan di bank, saya tidak mengerti. Saya buta huruf," kata Walang.
Walang mengaku, dia sendiri yang berinisiatif mengemis, dan dia pula yang mengajak Sa'aran mengemis. Walang pula yang membuatkan kereta dorong untuk Sa'aran. Setiap kali mengemis, Sa'aran yang duduk di atas kereta dorong dan Walang yang mendorongnya.
Biasanya, mereka berkeliling mengemis pada pagi, siang hari saat makan siang, dan sore hari saat pekerja di Jakarta pulang dari kantor. Namun, pada malam hari, Walang juga kerap berkeliling mengemis. Seperti saat dia ditangkap petugas Sudin Sosial Jaksel di perempatan Pancoran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.