Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penganiayaan Anggap Anak Bawa Sial

Kompas.com - 03/12/2013, 18:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — F (23), ibu dari Z (1,7), bayi yang diduga tewas setelah dianiaya ayah kandungnya, LL (23), membeberkan tindakan kasar yang dilakukan sang suami. F mengatakan, LL kerap menuduh anak keduanya itu sebagai anak yang tidak membawa keberuntungan. 

F mengatakan, perkataan tersebut keluar dari mulut suaminya saat melihat korban tak hentinya menangis. Korban saat itu memang berada dalam kondisi kurang sehat. LL menyebut bahwa anaknya selalu membuatnya susah.

"Mending mati aja lu! Saya ini banyak utang. Gara-gara kamu rezeki saya jadi seret. Saya harus kerja bayar utang," cerita F menirukan perkataan suaminya, Selasa (3/12/2013).

F menduga sifat temperamen suaminya dipicu lantaran masalah utang tersebut. Hanya, ia tidak tahu-menahu mengenai persoalan utang suaminya itu. Untuk hal satu ini, sang suami tak pernah terbuka dengannya.

Bahkan, sejak mengarungi bahtera rumah tangga, F mengaku tidak pernah mengetahui  pendapatan suaminya yang bekerja sebagai karyawan di sebuah tempat percetakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur. "Dia sering marah-marah. Saya jarang tanya," ujar F.

Menurutnya, saat menikah pada tahun 2009, LL belum menunjukkan wataknya yang temperamental. Namun, sikapnya mulai terlihat setelah anak pertama mereka AA (3) lahir.

"Sejak anak saya yang pertama lahir, suami saya mulai suka marah-marah sama anaknya sendirinya," ujar F.

F lantas menuding kematian anaknya disebabkan oleh perlakuan kasar LL. Ia pun memilih untuk  melaporkan perbuatan suaminya ke Mapolres Metro Jakarta Timur. Ia berharap polisi dapat memproses perbuatan keji suaminya tersebut.

"Saya minta proses hukum dilanjutkan polisi," ujar F.

Berdasarkan laporan tersebut, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolres Metro Jakarta Timur tengah menyelidiki kasusnya dan berencana melakukan otopsi. Petugas menggali makam korban untuk menyelidiki penyebab kematiannya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com