Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Bus Pesanan Jokowi Terancam Sia-sia

Kompas.com - 05/12/2013, 10:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendatangkan ratusan bus berbahan bakar gas (BBG) pada bulan ini terancam sia-sia. Belum adanya jaminan ketersediaan pasokan gas sebagai bahan bakar jadi penyebab.

Kepala Unit Pengelola (UP) Transjakarta Pargaulan Butarbutar mengatakan, saat ini sudah ada 9 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) serta 4 mobile refueling unit (MRU) yang melayani kebutuhan 579 transjakarta. Jika datang ratusan bus lagi, kata Pargaulan, maka mau tak mau jumlah SPBG atau MRU di Jakarta harus ditambah.

"Kita sudah perkirakan, 650 bus baru itu akan membutuhkan 196.800 liter setara premium (LSP) BBG tiap harinya. Artinya, harusnya (jumlah SPBG atau MRU) lebih dari yang ada kini," ujarnya ketika dihubungi, Rabu (4/12/2013).

Kepala Departemen Komunikasi Korporat Perusahaan Gas Negara (PGN) Ridha Ababil mengatakan adanya kendala membangun infrastruktur SPBG atau MRU. Menurut Ridha, tidak mungkin PGN sembarangan membangun infrastruktur tanpa kepastian dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral soal jumlah kendaraan berbahan bakar gas. Tidak mungkin, kata Ridha, PGN hanya bergantung pada pasar bus transjakarta milik Pemprov DKI Jakarta. Oleh sebab itu, PGN tidak menambah pasokan gas untuk sektor transportasi di Ibu Kota.

"Untuk transportasi, kami terbatas menyediakan pasokan. Kita perlu aturan, entah dari pusat atau daerah, yang mendorong masyarakat beralih ke gas. Dengan semakin banyaknya pasar, tentunya akan ada infrastruktur yang kita sediakan," ujar Ridha.

Ridha menyebutkan, jika pemerintah pusat tak turun tangan mendorong perbanyakan pasar kendaraan BBG, maka kerja sama antara PGN dan Pemprov DKI tidak ada gunanya. Pasokan gas ke ratusan transjakarta itu hanya akan mengandalkan 9 SPBG milik Pertamina dan 4 MRU milik PGN, tidak lebih.

"Ya, paling tahun ini kita tambah dua MRU lagi di Monas dan satu SPBG di Pondok Ungu. Mudah-mudahan cukup," ujar Ridha.

DPRD minta penjelasan

Ketua Komisi B urusan transportasi DPRD DKI Jakarta, Selamat Nurdin, mengatakan, Dinas Energi dan Industri DKI Jakarta harus memaparkan kesiapan pasokan gas untuk ratusan bus yang akan datang. Pemprov DKI, kata Selamat, harus memberi kepastian bahwa bus-bus yang direncanakan untuk mengoptimalkan jalur transjakartatidak sia-sia akibat tidak ada bahan bakar.

"Harusnya dijelaskan, rasio penggunaan gasnya. Satu bus butuh berapa liter gas. Satu SPBG atau MRU menyediakan berapa liter gas. Kalau kurang, ya mesti ditambah. Jangan sampai ada penumpang yang telantar lagi nantinya," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.

Jokowi tetap yakin

Di tengah ketidakpastian pasokan gas, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tetap yakin bahwa ratusan bus yang kini tengah dirakit di China dan Malang tersebut tidak akan terparkir sia-sia. Keyakinan itu dilandaskan oleh kerja sama yang telah dijalin Pemprov DKI dan perusahaan penyedia bahan bakar gas bagi transportasi.

"Waktu kemarin kita komunikasi, Pertamina nyanggupin, PGN nyanggupin, Kementerian ESDM nyanggupin, saya tinggal nagih saja," ujar Jokowi.

Tahun ini sedianya Pemprov DKI mendatangkan seribu bus. Namun, rencana itu berubah menjadi 650 bus. Bus-bus itu terdiri dari 310 transjakarta dan 340 bus sedang. Untuk transjakarta, 20 unit di antaranya masih berbahan bakar solar dan akan dipasangi perangkat pengonversi BBG.

Harga satu transjakarta gandeng sekitar Rp 3,7 miliar per unit, sedangkan bus tunggalRp 2 miliar per unit. Jokowi memperkirakan, ratusan bus tersebut akan datang pada pertengahan Desember 2013 dan akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com