JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan peraturan harus ditegakkan, terlebih ketika melewati palang pintu rel kereta. Menurutnya, siapapun mulai dari pejabat hingga rakyat tidak boleh menerobos secara sembarangan atas alasan apapun.
"Paling penting penegakan hukum. Entah wali kota, gubernur dan menteri, kalau pintu rel kereta sudah bunyi tanda ya berhenti," ujar Jokowi saat meninjau jalur kereta Stasiun Palmerah hingga Stasiun Pondok Kranji pada Selasa (10/12/2013) petang.
Menurut Jokowi, percuma pemerintah membangun infrastruktur jika tidak disertai dengan kesadaran tertib lalu lintas masyarakat. Khusus di perlintasan rel kereta Pondok Betung, titik kecelakaan antara KRL commuter line 1131 dengan truk tangki milik Pertamina, Jokowi mencontohkan, masinis commuter sudah membunyikan klakson berkali-kali ketika kereta menjelang perlintasan.
Namun rupanya klakson masih tak digubris sehingga kecelakaan tak terhindarkan. "Masinis pun kesulitan. Selalu bunyikan bel. Tapi kenyataannya di lapangan masih saja ada yang melanggar. Ini sebenarnya masalah hanya ada pada orang-orang melanggar lalu lintas saja," ujarnya.
Jokowi mengaku mengambil langkah aman. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun 15 jembatan layang atau terowongan pada tahun 2014 mendatang. 17 titik itu yakni 7 di perlintasan rel kereta arah Serpong, 2 perlintasan rel kereta arah Cikampek, 2 perlintasan rel kereta Tangerang dan 4 perlintasan di Depok.
Dari 15 titik tersebut, terdapat 4 titik yang dijadikan prioritas, yakni perlintasan Semanan, Tanjung Barat, dan Permata Hijau. Satu titik diperkirakan menelan dana Rp 150 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.