Rosa menumpang kereta naas itu untuk keperluan terkait perusahaan asuransi di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Dia berangkat dari Stasiun Pondok Ranji. Pada pagi hari ketika dia akan menumpang kereta itulah, keinginannya tentang sebuah pohon Natal terucap.
Keinginan itu Rosa sampaikan kepada keponakannya, Isye. "Pesan sama ponakannya pagi sebelum berangkat, minta pasang pohon Natal yang kecil saja," kata Lus (66), adik ipar Rosa, di rumah duka Jalan Camar 10 Blok AJ/02 Bintaro Jaya Sektor 3, Tangerang Selatan, Selasa (10/12/2013). Tadinya, ujar dia, Rosa tak berniat memasang pohon Natal.
Kepada keponakannya itu pula, kata Lus, Rosa mengingatkan untuk mengunjunginya pada malam Natal, 24 Desember 2013. Menurut Lus, Rosa melajang hingga meninggalnya. Meski berusia lanjut, Rosa tetap sering beraktivitas sendiri, termasuk untuk urusannya kali ini, dengan menumpang kereta.
Rosa selama ini tinggal bersama seorang kakaknya, yang pada saat kejadian sedang berada di Malang, Jawa Timur. Adapun Isye adalah keponakan yang kerap mengunjungi Rosa.
Lus mengatakan, Rosa memang senang menumpang kereta untuk menghindari kemacetan Jakarta. "Saya sudah sering larang, tapi Bu Rosa bilang naik kereta api cepat dan tidak macet," ujar Lus.
Lus mengatakan, tak ada firasat apa pun yang dirasakan oleh keluarga Rosa. Mereka baru mendapatkan kabar duka saat dihubungi rekan di Majelis Gereja GPB Filadlphia. Ketika Rosa dihubungi melalui telepon genggam, petugas Polsek Metro Pesanggrahan yang mengangkatnya.
Mengetahui Rosa menjadi salah satu korban dalam kecelakaan itu, John Kesaulija, adik kandung Rosa, langsung mendatangi RS dr Suyoto. John pun langung meminta petugas mengantarkannya ke ruang jenazah untuk memastikan apakah kakaknya menjadi salah satu korban meninggal.
"Saya, namanya adik kandung, langsung lemas. Saat itu, saya sudah blank. Apa mau dikata lagi, saya harus hadapi," tutur John, ketika memastikan salah satu jasad di rumah sakit itu adalah kakaknya. John mengaku mengenali sang kakak dari wajah yang masih utuh. Rosa mengalami luka bakar di lengan dan pinggang.
"Ada yang bilang dia satu gerbong sama Bu Rosa. Ibu Rosa dekat masinis. Jadi Ibu Rosa keinjak-injak penumpang lain, dan di gerbong itu sudah kayak bara, panas dari api," ujar John. Mendengar cerita itu, John mengatakan tak bisa berkomentar karena dia menyadari, situasi saat kecelakaan pasti dipenuhi kepanikan.
Jasad Rosa diidentifikasi di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk kemudian disemayamkan di rumah duka. Rencananya, mendiang akan dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2013).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.