Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Zebra Tak Buat Pelanggar Lalu Lintas Jera

Kompas.com - 12/12/2013, 17:57 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi Zebra yang setiap tahun dilakukan Korps Lalu Lintas Polri rupanya tak cukup efektif menekan jumlah pelanggar lalu lintas. Buktinya, jumlah pengguna kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang ditilang petugas pada tahun ini meningkat.

Hal ini dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Kamis (12/12/2013) di Jakarta. Selama 14 hari pelaksanaan Operasi Zebra 2013, tercatat 382.286 pelanggar lalu lintas yang ditindak petugas. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat terdapat 135.940 pelanggar yang ditilang petugas.

"Ada kenaikan yang cukup signifikan hingga 181 persen," kata Boy.

Sayangnya, ketika diminta rincian pelanggaran yang dilakukan, Boy mengaku belum mendapat data rincinya. Termasuk, rincian data jumlah kendaraan roda empat dan roda dua yang melanggar. Sementara itu, Polri mengkalim jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi dan jumlah kerugian materil pada pelaksanaan Operasi Zebra tahun ini menurun dari tahun sebelumnya.

Untuk tahun ini, jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi mencapai 2.820 kasus. Jumlah tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya pada periode yang sama yang mencapai 3.399 kasus.

Kemudian, ia menjelaskan, dari seluruh kecelakaan yang terjadi, jumlah korban meninggal dunia mencapai 640 jiwa. Jumlah korban tersebut lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai 797 jiwa. "Untuk luka berat tahun 2012 ada 932 orang, tahun 2013 985 orang. Sedangkan luka ringan tahun 2012 3.777 orang dan 3.018 orang pada tahun 2013," katanya.

Boy menambahkan, Operasi Zebra bertujuan meningkatkan kesadaran pengguna kendaraan dalam berlalu lintas. Khusus pada operasi tahun ini, Polri turut membantu Pemerintah Provinsi DKI dalam mengamankan jalur Transjakarta. Dengan demikian, tak ada lagi pengguna kendaraan yang mencoba untuk menerobos jalur yang digunakan Transjakarta.

"Agar Transjakarta menjadi sarana transportasi yang nyaman, lancar, tepat waktu dan akhirnya masyarakat kita beralih dari menggunakan transportasi pribadi menjadi transportasi publik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com