Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Tak Dukung Jokowi Jadi Presiden

Kompas.com - 15/12/2013, 13:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Di saat banyak relawan dan masyarakat yang gencar mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, ada pula masyarakat yang tak ingin Jokowi maju di Pilpres 2014. Seperti yang disampaikan oleh Dewi Sartika (43), seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Pejompongan, Jakarta Pusat. Ibu dua orang anak itu tampak enggan membubuhkan tanda tangan di spanduk yang disediakan oleh Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014.

"Saya dukung Pak Jokowi jadi Wakil Presiden aja," kata Dewi kepada Kompas.com, di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (15/12/2013).

Mengapa ia justru mendukung Jokowi menjadi Wakil Presiden? Menurut Dewi, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang tegas dan memiliki diplomasi luar negeri yang bagus. Oleh karena latar belakang Jokowi yang merupakan seorang sipil, harus terlebih dahulu membuktikan kinerjanya di Jakarta.

Jokowi yang memiliki hobi blusukan dan dekat rakyat, dianggapnya bagus untuk berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia. Setelah menguasai Jakarta dan seluruh Indonesia, barulah ia layak menjadi Presiden yang dapat membina diplomasi luar negeri.

Apabila Jokowi telah terbukti dapat memajukan Jakarta dan Indonesia, namanya akan selalu bersinar, meskipun hanya menjadi Wakil Presiden. Lantas, siapakah sosok yang pantas menjadi Presiden RI? Menurut dia, tokoh militer yang tegas, dapat mempertahankan NKRI, dan tidak diinjak-injak negara lain lah yang pantas menjadi pemimpin bangsa ini.

"Presidennya dari militer, misalnya Pak Prabowo atau Pak Wiranto yang tegas. Jangan sampai kita takut sama Malaysia," kata Dewi.

Tak hanya Dewi, seorang pedagang bakso malang, Heru Prasetyo (54), juga belum menginginkan Jokowi maju di Pilpres 2014. Ia memandang, Jokowi sebenarnya masih ingin menyelesaikan permasalahan Jakarta. Hanya saja, beberapa pihak mendorongnya untuk maju bertarung di Pilpres 2014.

Ayah tiga orang anak itu menyesalkan sikap Jokowi yang selalu menuruti apa kata Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). "Jangan sampai nanti Pak Jokowi kalau maju nyapres, gara-gara disuruh Bu Mega. Harusnya Pak Jokowi nunduknya ke kita (rakyat) bukan ke Bu Mega," kata Heru.

Warga Pulogadung itu menyampaikan harapannya agar Jokowi dapat menyelesaikan terlebih dahulu janji-janjinya saat di Pilkada DKI 2007. Terutama, janjinya untuk mensejahterakan masyarakat kecil. Pria berambut cepak itu mengharapkan Jokowi dapat membuat lebih banyak lokasi alternatif para pedagang kaki lima (PKL) untuk dapat berjualan dengan nyaman, aman, dan tidak lagi dikejar-kejar oleh Satpol PP.

Apabila Jokowi telah mampu mengubah citra negatif Jakarta, maka Jokowi akan selalu dikenang warganya dan mendapat dukungan warga untuk melaju menjadi Calon Presiden. Kemudian, siapa pasangan ideal capres dan cawapres versi Heru? "Kalau saya penginnya Prabowo-Ahok," kata dia singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com