Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Masih Jauh dari Layak bagi Anak

Kompas.com - 17/12/2013, 17:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi, mengatakan bahwa Jakarta masih jauh dari situasi layak bagi anak. Ia berharap program Kota Layak Anak di Jakarta mampu menjadi momentum keberpihakan terhadap anak.

Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mengatakan, ada 5 indikator sebuah kota disebut layak bagi anak. "Pertama, kota tersebut harus bisa memenuhi hak anak untuk hidup. Artinya, akses untuk ibu hamil itu harus mudah," ujar Kak Seto seusai mendampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam pencanangan mencanangkan Kota Layak Anak di kolong Tol Plumpang, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (17/12/2013) pagi.

Ia menyebutkan, dalam setiap 100.000 kehamilan di Jakarta, 41 di antaranya mengalami kematian. Menurut dia, angka kematian tersebut cukup tinggi.

Seto juga menekankan pentingnya pemenuhan hak tumbuh dan berkembang anak. Salah satu indikatornya adalah ketersediaan fasilitas penunjang aktivitas anak, seperti tempat hiburan anak, fasilitas pendidikan informal, gelanggang remaja, dan sanggar kreativitas anak. Hal itu diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang positif anak.

Indikator lainnya terkait hak memperoleh pendidikan yang layak. Di Jakarta, kata Seto, sistem pendidikan masih belum mumpuni menciptakan anak yang berorientasi pada masa depannya sendiri. Bahkan, hal yang belakangan menjadi kekhawatirannya adalah adanya tindak pelecehan terhadap anak.

"Yang berikutnya ini jaminan perlindungan anak. Misalnya, Satpol PP saja masih ada yang main kasar sama anak jalanan. Harusnya kan diperlakukan sama, mereka harus dibina," kata Kak Seto.

Partisipasi masyarakat luas terhadap aktivitas anak juga diperlukan. Menurut Seto, saat ini masih banyak warga Jakarta yang membiarkan anak-anak mengakses hal yang seharusnya dilarang, misalnya merokok, mengakses konten porno, ataupun membeli minuman keras.

Ia mengapresiasi positif pencanangan Jakarta sebagai kota layak bagi anak. Namun, wacana saja tidak cukup. Harus ada wadah khusus hingga tingkat RT dan RW untuk membantu mengoptimalkan program Kota Layak Anak. Ia berharap, program Jokowi jadi momentum diperhatikannya hak-hak untuk anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com