Meski demikian, Jokowi mengaku tetap saja mendapat komentar miring, terutama dari lawan politik. Jokowi dianggap pencitraan. "Ini baru ngecek sekali dua kali saja sudah dibilang pencitraan. Ada yang bilang, 'Ngapain sih ke situ berkali-kali'. Mereka ndak paham apa kalau semua itu harus dipantau langsung," ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. Pria yang menjabat menjadi perdana menteri selama tiga periode tersebut merupakan tokoh pembangunan Singapura yang dijadikan panutan oleh politikus PDI Perjuangan tersebut.
"Lee Kuan Yew itu ngecek sampai berkali-kali loh. Dicek sampai sedetail-detailnya. Itu baru Perdana Menteri. Apalagi saya yang cuma gubernur, harusnya lebih dari itu dong," kata Jokowi.
Komentar positif, komentar negatif, semua dianggapnya sebagai angin lalu saja. Menurut Jokowi, pro dan kontra sampai kapan pun akan tetap ada. Namun, di tengah itu, ada celah yang dinamakan Jokowi sebagai kerja. Hanya kata itu yang menjadi kepentingan Jokowi dalam menunaikan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta. "Terus kalau begitu gimana? Ya sudah biar saja. Kerja pokoknya," lanjut Jokowi sambil tertawa.