Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Curang, Kepala Sekolah Hanya Belajar Bersama

Kompas.com - 20/12/2013, 07:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Pengembangan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jakarta Chaidir menampik tudingan Federasi Serikat Guru Indonesia atau FSGI yang mengatakan lelang jabatan kepala sekolah (kepsek) penuh kecurangan. Ia yakin, tak ada kecurangan sistematis seperti yang dituduhkan.

Chaidir membenarkan sejumlah kepala sekolah yang mengikuti lelang jabatan berkumpul sebelum tes dimulai untuk belajar bersama-sama. Namun, soal latihan tersebut bukanlah soal yang dikeluarkan kembali di dalam tes lelang jabatan kepala sekolah. Bisa jadi, kata Chaidir, soal-soal tersebut berbentuk kisi-kisi.

"Seperti kisi-kisilah. Itu soal kan diacak sedemikian rupa saat tesnya. Satu sama lain, soalnya juga sangat berbeda," ujarnya saat dihubungi wartawan pada Kamis (19/12/2013) kemarin.

Chaidir yakin tidak ada kebocoran soal dalam lelang jabatan bagi kepsek. Yang ada, lanjut dia, layaknya siswa yang ingin menempuh ujian, dipastikan yang bersangkutan akan melakukan upaya agar mendapatkan nilai yang bagus. Nah, berkumpul dan belajar bersama antar-kepsek definitif merupakan salah satu caranya.

Lagi pula, lanjut Chaidir, soal yang dites di lelang jabatan kepala sekolah banyak berisi materi yang tidak jauh berbeda dengan tes kompetensi guru atau kepala sekolah. Hal itu dianggap wajar.

Chaidir juga mengatakan, jika para kepsek telah mendapat bocoran soal lelang jabatan terlebih dahulu, otomatis nilai di lelang jabatan relatif bagus. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya. Ada kepala sekolah definitif yang mendapat nilai yang rendah, bahkan ada yang tidak lulus, di tes lelang jabatan kepala sekolah.

"Jadi, kami yakin laporan ke Gubernur itu tidak benar. Jika memang Gubernur menurunkan tim, ini sudah wajar karena ada laporan itu dan pihak kami siap diinvestigasi secara menyeluruh," kata Chaidir.

Berharap tim investigasi efektif

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, William Yani, berharap tak ada kecurangan sistematis seperti yang dilaporkan FSGI. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut juga berharap kerja tim investigasi yang dibentuk Gubernur dan Wakil Gubernur bekerja efektif dalam menemukan akar permasalahan.

"Langsung saja periksa dua pihak. Pertama, yang buat soal siapa. Kedua, yang memeriksa soal siapa. Antara keduanya dicek, apakah sama atau enggak. Kalau sama, salah keduanya pasti," ujarnya.

Menurut pria yang akrab disapa Willy itu, soal-soal tes lelang jabatan bukan dibuat oleh Dinas Pendidikan DKI, melainkan oleh BKD. Kendati demikian, ia tetap menghormati investigasi.

Ke depan, Willy menyarankan pola soal lelang jabatan diubah menjadi soal berpola A, B, dan C, layaknya ujian nasional. Pola tersebut, jelas Willy, dapat meminimalisasi kecurangan yang terjadi. Sebab, setiap peserta lelang jabatan mendapatkan soal yang berbeda-beda, meski isi materinya relatif sama saja.

Sebelumnya, Federasi Serikat Guru Indonesia atau FSGI melaporkan temuan dugaan kecurangan lelang jabatan kepsek kepada Jokowi, Senin pagi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di proses tes lelang jabatan kepsek diduga telah dikeluarkan terlebih dahulu untuk kepsek definitif.

"Tes bidang ini mirip soalnya dengan tes diklat kepsek. Para kepsek definitif jelas lebih unggul karena sudah menjadi kepsek beberapa tahun. Artinya, kompetisi ini tidak seimbang," ujar Retno Listiarti, Sekjen FSGI, dalam siaran persnya.

Gubernur dan Wakil Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama membentuk tim independen untuk menginvestigasi temuan FSGI tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan, Jokowi ataupun Basuki mengaku belum mendapat laporan resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com