JAKARTA, KOMPAS.com
 Polda Metro Jaya dan PT Jasa Marga menghentikan simulasi penutupan empat pintu Tol Dalam Kota. Simulasi dihentikan karena muncul persoalan baru yang perlu solusi segera. Awal tahun 2014, Jasa Marga mengundang semua pihak membicarakan persoalan ini.

”Uji coba penutupan pintu Tol Dalam Kota dihentikan karena hasil penutupan itu tidak sesuai dengan harapan. Ternyata kemacetan justru berpindah,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (23/12).

Dengan penghentian uji coba penutupan itu, lalu lintas di ruas Cawang-Grogol, baik tol maupun non-tol, dikembalikan seperti semula. Kebijakan three in one di simpang susun Semanggi yang tidak diberlakukan pada saat uji coba penutupan diberlakukan kembali.

”Jadi, sejak Jumat dinyatakan selesai dan Sabtu dilakukan evaluasi bersama Polda dan Jasa Marga. Akhirnya diputuskan dihentikan karena kurang efektif,” kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, dari hasil evaluasi, terjadi perubahan pola perilaku pengendara yang memindah waktu dan lokasi kemacetan. ”Misalnya, di Pintu Tol Tegal Parang dan Pancoran, pengendara memilih berangkat lebih pagi dari jam uji coba atau lebih siang menunggu pintu tol dibuka,” ujarnya.

Penutupan pintu masuk Tol Semanggi 1 juga membuat pintu masuk Semanggi 2 kewalahan meskipun sudah ada tenaga untuk menjemput transaksi pembayaran tol. Rikwanto mengatakan, saat ini masih dilakukan evaluasi menyeluruh untuk membuat kebijakan yang bisa mengatasi kemacetan. ”Pengaturan selanjutnya setelah Tahun Baru,” ujar Rikwanto.

Secara terpisah, Subakti Sukur, General Manager Tol Cawang-Tomang-Cengkareng, mengatakan, penghentian simulasi penutupan empat pintu tol dalam kota bersifat sementara. Minggu kedua Januari 2014 Jasa Marga akan mengundang semua pihak membicarakan hal tersebut. ”Kami perlu mendengar banyak pihak, termasuk pemerintah daerah, pemerintah pusat, ahli transportasi, dan kepolisian,” kata Subakti.

Setelah sepekan ditutup, ada kekurangan dan kelebihan. Menurut Subakti, ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Karena menyangkut kepentingan banyak orang, Jasa Marga perlu mendengarkan banyak pihak.

Sepekan setelah penutupan empat pintu tol, ada kepadatan baru di ruas tol. Sementara di jalan arteri, arus lalu lintas bergerak semakin lancar. Di Pintu Tol Dharmais, ketika ditutup, kendaraan dalam tol keluar melalui Pintu Tol BPK. Di sekitar ruas tol itu terjadi kepadatan kendaraan yang harus dicarikan solusinya.

Empat pintu tol yang sebelumnya ditutup adalah Pintu Tol Tegal Parang, Pancoran, Dharmais, dan Semanggi 1. Penutupan dilakukan pada jam sibuk pagi dan sore hari.

Transaksi elektronik

Terkait dihentikannya penutupan empat pintu tol, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum menerima hasil evaluasi secara resmi dari kepolisian. Pembukaan kembali pintu Tol Dalam Kota, katanya, belum merupakan keputusan final. ”Belum rampung evaluasinya. Ini belum jadi kesimpulan,” katanya.

Jokowi menambahkan, sistem yang paling tepat adalah penggunaan pembayaran secara elektronik. Kendaraan tidak perlu mengantre lama di pintu tol untuk membayar secara manual.

Dalam uji coba penutupan beberapa pintu tol dalam kota, menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, Pemprov DKI Jakarta hanya membantu karena tol bukan kewenangan Pemprov.

Yang harus diperbaiki, lanjut Pristono, adalah percepatan transaksi di pintu tol agar kendaraan yang mengantre masuk tol tidak menumpuk dan menyebabkan kemacetan di jalan arteri. Pemprov DKI Jakarta mengusulkan penggunaan uang elektronik (e-money), kartu tol elektronik (e-toll card), atau perangkat on board unit.

Gerbang tol untuk transaksi elektronik seharusnya lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan gerbang untuk transaksi manual. Dengan demikian, pengendara lama-lama diharapkan akan beralih ke transaksi elektronik karena lebih cepat dan tidak menyebabkan antrean panjang di pintu tol.