Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Minta Dishub DKI Perbaiki Rambu di Pelintasan Kereta

Kompas.com - 30/12/2013, 13:55 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum bisa melaporkan hasil penyelidikannya terkait kecelakaan kereta yang menabrak truk tangki Pertamina di pelintasan kereta Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Namun, ada rekomendasi yang harus dilakukan Dinas Perhubungan dan Dinas Pertamanan DKI Jakarta.

Kepada Dinas Perhubungan, KNKT meminta agara rambu-rambu yang rusak diperbaiki, cat buram dan pelat bengkok yang berada 50 meter sebelum rel kereta api harus diperjelas lagi, serta mengganti rambu peringatan pelintasan 1 jalur jadi 2 jalur.

Kepada Dinas Pertamanan DKI, KNKT meminta agar cabang dan ranting pohon yang menutupi rambu-rambu lalu lintas dan menghalangi jarak pandang pengemudi jalan dipangkas. KNKT juga merekomendasikan agar segera dipasang semboyan 35, yakni pemberitahuan dari stasiun apakah kereta tersebut sudah siap jalan atau belum. Selain itu, palang pintu pelintasan juga harus diperbaiki.

Kepala Sub Komunikasi Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Eddy Sasongko mengatakan, upaya itu diharapkan bisa memperkecil peluang kecelakaan kereta seperti di pelintasan Betung. Berdasarkan data yang dimiliki KNKT, jumlah kecelakaan dari 2007 hingga 2013 terus menurun.

"Total kecelakaan kereta api yang sudah KNKT investigasi totalnya sebanyak 46 kecelakaan. Itu secara signifikan menurun dari setiap tahunnya sampai akhir tahun ini," kata Eddy di Aula KNKT, Gedung BPSDM, Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2013).

Pada 2007, menurut Eddy, terdapat 14 kecelakaan kereta. Jumlahnya berkurang menjadi delapan kecelakaan pada 2008 dan 2009. Pada 2010, ada 10 kecelakaan kereta, 2011 ada satu kecelakaan, 2012 ada tiga kecelakaan, dan 2013 ada dua kecelakaan. Korban jiwa dalam kecelakaan moda transportasi kereta api dalam hasil investigasi KNTK tersebut mencapai 73 orang dan luka-luka 560 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com