Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tunjukkan Penyebab Ban Transjakarta Copot

Kompas.com - 31/12/2013, 15:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Akhirnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengetahui sebab mengapa ban bus transjakarta bisa lepas. Dia menunjukkan langsung kepada para operator bus transjakarta.

Menurut Jokowi, hal tersebut disebabkan kondisi bus yang sudah tua. Usianya berkisar antara tujuh dan delapan tahun, dan bus itu masih saja beroperasi.

"Ya, memang kita ngomong apa adanya bus kita hampir semuanya sudah berusia 7-8 tahun. Ditambah lagi dengan kondisi harian yang ditumpuk dengan penumpang yang overload," kata Jokowi meninjau pul dan bengkel transjakarta di Jalan Hek Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (31/12/2013).

Seharusnya, kata Jokowi, bus-bus transjakarta itu diremajakan setiap lima tahun sekali. Kalau tidak diganti, kualitas pelayanan transportasi massal di Jakarta akan terus tidak baik. Semua bus transjakarta yang kondisinya sudah tidak layak harus segera di-scrap (dihancurkan).

Jokowi kemudian memanggil Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH dan KLN) Heru Budi Hartanto. Heru kemudian menunjukkan beberapa sekrup besar. Sekrup itu dalam kondisi patah. Itulah sekrup yang membuat ban bus transjakarta lepas di Matraman, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Artinya, kata Jokowi, kualitas perlu diperbaiki dan diganti semua. Sebab, semua itu menyangkut keselamatan dan kenyamanan para penumpang.

Jokowi menginstruksikan semua operator transjakarta, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan Unit Pengelola (UP) Transjakarta untuk mengontrol seluruh kelengkapan transjakarta, mulai dari sparepart, mesin, oli, kopling, hingga kesehatan pengemudi.

"Tetapi, sekali lagi, saya mau lihat betul apakah semua yang sudah diceklis di laporan benar-benar dijalankan atau tidak. Kalau dijalankan, harusnya tidak seperti ini," kata Jokowi.

Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membeli ribuan unit transjakarta pada 2014 mendatang. Target yang dipatok Jokowi adalah 1.000 transjakarta besar dan 3.000 bus sedang, dengan catatan melalui proses persetujuan DPRD DKI Jakarta terlebih dahulu.

Dalam Rancangan APBD DKI 2014, Pemprov DKI telah mengajukan sebanyak 700 unit transjakarta dengan anggaran Rp 2,09 triliun dan 2.532 unit bus sedang dengan anggaran Rp 1,827 triliun. Saat ini, sudah ada 490 unit transjakarta lama ditambah dengan yang sudah datang sebanyak 100 unit. Nanti, totalnya akan bertambah sekitar 310 unit transjakarta, 346 unit bus sedang, dan lima unit bus tingkat wisata gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com