Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Ingin Berdayakan Juru Parkir dan Mesin Parkir

Kompas.com - 07/01/2014, 23:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berupaya memberdayakan juru parkir sebagai salah satu langkah mengantisipasi munculnya parkir liar. Hal itu kemudian akan dibicarakan lebih lanjut bersama Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar R Nurhadi.

"Sekarang juru parkir itu bawa pulang Rp 150.000 sehari. Kalau dia mau dibina bekerja di parkir gedung dan gajinya sebesar UMP, mau enggak? Itu yang jadi masalah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Apabila para juru parkir itu diminta bekerja untuk perparkiran dalam gedung dengan gaji setara UMP DKI 2014 atau Rp 2,4 juta, maka gajinya lebih kecil dibanding pendapatannya saat menjadi juru parkir liar. Dengan kondisi seperti itu, mereka akan menolak penawaran tersebut.

Oleh karena itu, Pemprov DKI sedang membangun sistem menggunakan parking meter (mesin parkir). Para juru parkir itu akan digaji dengan nilai dua kali besaran UMP menjadi Rp 4,8 juta. Hal itu diharapkan dapat menekan keberadaan parkir liar di Ibu Kota dan mengurangi angka pengangguran.

"Orang-orang kan kritik aku waktu ngomong itu karena, memang faktanya, mereka bisa bawa pulang Rp 150.000 dalam sehari," ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta masih melaksanakan lelang parking meter. Mesin parkir itu akan diterapkan di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia menyerahkan hal ini sepenuhnya kepada Unit Pengelola Perparkiran (UPP) DKI Jakarta. Basuki berharap pemenang tender nantinya menyediakan closed circuit television (CCTV) atau kamera pengawas di 15 lokasi mesin parkir. CCTV dimanfaatkan sebagai pengawas jika ada pelanggaran. "Sanksi terberatnya blokir STNK," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Spesifikasi mesin parkir itu akan persis dengan sistem yang diterapkan di Kota Boston, Oklahoma, Houston, New York, Chicago, Los Angeles, dan di negara China. Misalnya, jika tarif parkir per jam Rp 3.000 dan hanya parkir setengah jam, maka sisa Rp 1.500 tidak bisa kembali, tetapi dapat dipakai saat parkir lagi di lokasi yang sama. Apabila ada pengendara yang bayar parkir satu jam, tetapi ternyata parkir selama tiga jam, maka petugas parkir akan mengecek apakah kendaraan tersebut membayar sesuai waktu parkir dan akan diberi tiket untuk tarif yang kelebihan. Sistem parking meter ini juga telah diterapkan oleh Pemkot Bandung di Jalan Braga mulai Selasa (24/12/2013).

Kepala UP Perparkiran DKI Jakarta Enrico Vermi mengatakan, penggunaan parking meter ini tidak memakai dana APBD DKI Jakarta, tetapi lelang investasi swasta. Menurutnya, potensi pendapatan parkir di badan jalan dengan sistem meter dan perubahan tarif diperkirakan akan meningkatkan pendapatan parkir badan jalan hingga tiga kali lipat atau bisa mencapai hampir Rp 100 miliar lebih per tahun.

Kerja sama dengan pihak swasta akan dilakukan dengan sistem revenue sharing. Bagi hasil ini berupa pembagian omzet atau pendapatan kotor sebelum dikurangi biaya operasional.

Kerja sama DKI dan swasta itu akan dilakukan selama 10 tahun. Pembagian keuntungan direncanakan sekitar 70 persen untuk Pemprov DKI dan 30 persen untuk swasta. Pemenang lelang investasi parking meter adalah perusahaan yang berani memberi keuntungan terbesar ke DKI. Adapun penetapan tarif parkir badan jalan saat ini masih digodok oleh DPRD DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com