Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha di Atas Kursi Roda...

Kompas.com - 08/01/2014, 07:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kundiarto (39) mungkin tidak seberuntung kebanyakan orang yang bisa berjalan normal. Hampir 14 tahun, warga asli Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, ini beraktivitas dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan kursi rodanya. Masa-masa sulit itu tidak membuat Kundiarto pasrah dengan keterbatasanya.

Mengais rezeki di Ibu Kota, bertahun-tahun sudah dilaluinya dengan berjualan menggunakan tongkat dan kursi roda untuk menyambung hidup. Kundiarto menceritakan kenyataan pahit yang mesti dirasakannya berawal pada 17 Juni tahun 2000 lalu.

Dia jatuh sakit dan mesti mendapatkan perawatan. Keluarga mencoba mengantarnya ke berbagai rumah sakit di Jakarta pada hari itu. Namun, keesokan harinya, Kundiarto baru bisa mendapatkan perawatan di RSCM.

"Selama lebih kurang 3 bulan saya di RSCM. Waktu itu, diopname di ICU sama scan saraf otak," ujar Kundiarto, memulai kisahnya, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ia bahkan sempat koma selama dua hari ketika itu. Rupanya, kata dia, ada gangguan yang menyerang saraf otaknya.

Berbagai obat sudah dirasakannya selama dirawat. Ia pun harus dipasangkan selang, baik untuk menyuplai makan maupun untuk keperluan buang air besar. Beberapa bulan dirawat, rupanya perkembangan kesehatan Kundiarto tak kunjung membaik. Keluarga pun memutuskan untuk membawanya pulang, di samping karena tak mampu untuk melanjutkan biaya pengobatan.

Kundiarto bukan orang berada sehingga tak mampu melunasi biaya pengobatannya. Kala itu, dia bekerja sebagai office boy di sebuah perusahaan Korea di Jakarta Selatan. Biaya pengobatan yang meski ditanggung ternyata sekitar Rp 20 juta. Untungnya, uluran tangan dari tempatnya bekerja, tetangga, dan teman pengajian membuatnya dapat membayar biaya pengobatan itu. Tetapi, orangtua Kundiarto juga mengeluarkan biaya tak sedikit dari jumlah itu, yakni separuh biaya pengobatannya.

Keluar dari RSCM, ia pun hanya menjalani perawatan tradisional agar sakitnya itu dapat pulih. Ia pun sudah tidak dapat berjalan semenjak keluar dari rumah sakit. Dengan apa yang dialaminya itu, pelan-pelan Kundiarto mendapat bantuan dari berbagai pihak, termasuk satu unit kursi roda dari seorang pengusaha furniture yang membantunya untuk berjualan saat ini.

Selain kursi roda, ia juga mendapat bantuan pengobatan dari sebuah gereja di Melawai, Jakarta Selatan. Di sana, Kundiarto mengetahui bahwa dirinya mengalami penyumbatan darah di otak.

"Yang diserang saraf motorik untuk menggerakkan kaki kiri. Disarani banyak terapi seperti jalan di batu kerikil," ujarnya.

Kursi roda tempat jualan

Perkenalannya dengan Supraptini (40) membawa kebahagian bagi dirinya. Ia kemudian mempersunting Supraptini pada 2009 silam. Wanita asal Solo, Jawa Tengah, itu menerima dirinya apa adanya.

"Kalau istri sudah ngerti sebelumnya. Sudah paham sama saya," tutur Kundiarto.

Setelah menikah, ia menggunakan kursi rodanya itu untuk berjualan keliling. Sebelumnya, sakit yang tak kunjung sembuh itu membuatnya terpaksa berjualan keliling membiayai hidup.

"Dulu sebelum nikah, bapak jualan sendiri pakai tongkat, jualan keripik diisi dalam kresek. Tapi memang tidak kuat, akhirnya pakai kursi roda jualannya setelah menikah," cerita sang istri, Supraptini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com