JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Ferrial Sofyan mengatakan, manajemen tiket transjakarta kuno dan ketinggalan zaman. Sudah sepuluh tahun, penggunaan tiket kertas yang mudah sobek itu masih dipertahankan transjakarta.
"Ini kan kuno banget. Kereta saja sudah pakai e-money, kapan kita (transjakarta) mau pakai sistem modern?" kata Ferrial di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Menurut Ferrial, seharusnya manajemen tiket transjakarta seperti tiket yang terintegrasi di Singapura. Dengan satu kartu terintegrasi itu, penumpang dapat menggunakan transportasi massal apa pun.
Di samping itu, pengelolaan tiket transjakarta juga manual. Dalam satu hari, uang tiket tiap halte mencapai Rp 1 miliar. Uang tunai tersebut kemudian diambil oleh karyawan Bank DKI. Pengelolaan manual inilah yang dinilai Ferrial rawan penyalahgunaan. Politikus Partai Demokrat itu mengharapkan, setelah DPRD DKI mengesahkan peraturan daerah tentang PT Transjakarta sebagai badan usaha milik daerah, manajemennya menjadi profesional dan tidak lagi terkekang oleh birokrasi.
"Semoga setelah menjadi PT, Transjakarta bisa lebih maju dan modern," kata Ferrial.
Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta telah mengesahkan peraturan daerah pembentukan PT Transjakarta pada akhir 2013. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat pelayanan yang profesional bagi penumpang.
Pada Januari 2013 lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah meluncurkan penggunaaan e-ticket di Koridor I Transjakarta, yang bukan saja bisa dengan Jackard, tetapi empat bank lain yang sudah memiliki e-money. Empat bank lain untuk menjalankan sistem tiket elektronik adalah Bank Mandiri (e-Money), Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz BCA) dan Bank Negara Indonesia (BNIPrepaid). Adapun pelaksana sistem tiket elektroniknya adalah PT Gama Tekno Indonesia, perusahaan milik Universitas Gadjah Mada. Namun hingga kini, sistem ticketing tersebut belum juga berlaku di semua koridor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.