Warsito, petugas Tata Usaha SMUN 9, mengatakan, sekolah yang berada beberapa meter dari bantaran Kali Cipinang tersebut pada hari kemarin tergenang air banjir yang tidak terlalu tinggi.
"Mungkin BKT (KBT) sudah berfungsi juga. Sebenarnya kali ini muaranya di BKT," ucapnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (14/1/2013).
Beberapa tahun lalu, tuturnya, tepatnya tahun 2007, SMU 9 terkena dampak banjir cukup parah. Di halaman sekolah, air yang menggenang mencapai sekitar 50-60 sentimeter dan di dalam kelas mencapai 30 sentimeter.
Sedangkan kemarin, lanjutnya, banjir hanya menggenang beberapa ruang di lantai 1, yaitu tiga ruang kelas, dua ruang laboratorium, dan satu ruang Bimbingan Pelajar (BP). Genangan tertinggi yang ada di depan ruang kelas sekitar 30 sentimeter, sedangkan di dalam kelas air menggenang sekitar 10 sentimeter. Air sudah mulai surut sejak malam hari.
Menurutnya, bekas banjir hanya meninggalkan lumpur tanpa merusak fasilitas sekolah yang ada seperti meja dan kursi belajar. Hingga saat ini masih sedang dilakukan pembersihan karena esok hari kegiatan belajar mengajar akan kembali aktif setelah sempat diliburkan pada hari lalu.
"Kemarin anak-anak diliburkan. Mereka sebagian dihubungi lewat SMS. Kita sudah mengirim laporan berikut foto-fotonya ke pihak Sudin bahwa sekolah tergenang air dan diliburkan," katanya.
Hal tersebut, ujarnya, selain karena sekolah tergenang air, pun akibat akses menuju sekolah yang tertutup air banjir. "Akses ke sini juga kena banjir agak tinggi sekitar 20 senti," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.