Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Terabas Banjir di Kelapa Gading

Kompas.com - 18/01/2014, 14:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melanjutkan blusukannya dengan meninjau kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (18/1/2014) sore. Berbeda dengan sebelumnya, Jokowi memilih untuk menerobos banjir dengan menggunakan kendaraan dinasnya. Padahal, banjir yang merendam kawasan tersebut cukup tinggi, sekitar 60-100 centimeter atau setinggi paha orang dewasa.

Jokowi beserta rombongan menerobos banjir mulai La Piazza hingga Mall Of Indonesia (MOI) di Jalan Boulevard Barat Raya. Sepanjang jalan itu, masih banyak mobil dan motor yang mencoba menerobos kedalaman banjir. Tak sedikit pula anak-anak kecil yang bermain-main dengan air.

Banyak alternatif kendaraan seperti andong dan gerobak yang disewakan untuk mengungsikan warga. Meskipun kawasan Kelapa Gading banjir, namun tetap tak membuat pertokoan dan ruko mewah di sana berhenti beroperasi. Banyak dari pertokoan, restoran, supermarket yang tetap buka seperti biasanya.

Jokowi tampak sesekali membuka kaca dan menyapa anak-anak yang sedang bermain dengan banjir. Setelah kurang lebih 15 menit, Jokowi pun membelokkan kemudinya ke arah Balai Samudera. Di sana, sudah menunggu Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono.

Dengan sigap, Heru langsung mendampingi Jokowi melihat saluran waduk Kodamar TNI Angkatan Laut (AL) yang tepat berada di depan Balai Samudera. Jokowi menjelaskan, penyebab banjir di Kelapa Gading karena adanya pasang air laut.

"Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik. Problem-nya ada di situ," kata Jokowi.

Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Wagiman Silalahi menjelaskan, salah satu penyebab banjir di wilayah Kelapa Gading karena warga perumahan TNI AL Kelapa Gading menolak air genangan dialiri ke Waduk Kodamar yang berada di belakang kompleks.

"Warga menolak karena takut bila air dibuang akan membuat daerah tersebut banjir. Padahal sebenarnya tidak akan seperti itu, masih aman kok," ujar Wagiman.

Waduk Kodamar memiliki luas 100 meter x 20 meter dengan kedalaman 5 meter. Air yang bisa ditampung di waduk hingga 10 meter kubik air. Meski ada pompa yang bisa mengalirkan ke Kali Sunter, namun itu dianggap tidak bisa menjamin keselamatan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com