Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sodetan Batal, Jokowi Konsentrasi ke Ciawi dan Sembilan "Baskom"

Kompas.com - 27/01/2014, 08:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mengethaui kondisi Cisadane tidak mungkin menerima air dari Ciliwung, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kini fokus dalam dua proyek besar. Proyek-proyek pembangunan tersebut diharapkannya dapat menanggulangi banjir yang selalu merendam di hampir seluruh wilayah Ibu Kota. Kemudian, apa saja dua megaproyek Pemprov DKI dalam mengurangi titik banjir?

Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah pusat, yakni Kementerian Pekerjaan Umum, memastikan untuk membangun Waduk Ciawi dan Sukamahi. Jokowi yang ditemui pada Minggu (26/1/2014) kemarin mengatakan, kalau rencana pembangunan dua waduk itu telah berlangsung lama. Sehingga, Pemprov DKI Jakarta tinggal membebaskan lahannya serta Kementerian PU yang akan membangun waduknya.

Kedua waduk tersebut akan dibangun pada tahun 2015 dengan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun dari APBN pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara Pemprov DKI yang melakukan pembebasan lahan pembangunan dua waduk yang akan dimulai pada tahun ini dengan anggaran sekitar Rp1,2 triliun.

Rencana pembuatan Waduk Ciawi dan Sukamahi itu diputuskan seusai rapat koordinasi Kementerian PU, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta di Posko Pantauan Ciliwung-Katulampa pada Senin (20/1/2014) lalu. Jokowi meyakini keberadaan dua waduk tersebut sangat penting untuk mengurangi debit air dari kawasan hulu yang kerap kali mengakibatkan banjir di Jakarta.

Dengan adanya waduk itu, aliran air dapat dibelokkan ke waduk dan dapat menjadi potensi sumber air baku di wilayah itu. Pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi diprediksi rampung pada 2018.

Sembilan waduk baru

Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta memulai membangun sembilan waduk baru. Pembangunan itu akan penuh dibiayai oleh APBD DKI dan dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Rencananya, pembangunan dimulai pada Februari mendatang.

Lokasi penyebaran waduk, paling banyak terdapat di Jakarta Utara, Timur, dan Barat. Meski begitu, Jokowi memastikan, normalisasi waduk yang telah ada juga tetap rutin dikerjakan.

Di sisi lain, Jokowi juga mengklaim telah membebaskan lahan sembilan waduk itu. Sehingga, Pemprov DKI tinggal mengerjakan pembangunannya saja.

"Februari ini, bangun dua atau tiga dulu-lah, yang di Rorotan, Marunda, sama di Cengkareng," kata Jokowi.

Pembangunan tiga waduk di awal pelaksanaan itu direncanakan rampung dalam jangka waktu satu tahun. Sementara penyelesaian seluruh waduk dalam jangka waktu dua tahun. Melalui pembangunan sembilan waduk, normalisasi waduk, serta pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi, Jokowi meyakini dapat mengurangi hingga 40 persen titik banjir.

"Yang penting, kita jangan masuk ke perencanaan terus, langsung ke pelaksanaan. Anggarannya juga saya enggak hafalin," ujarnya.

Usulan Ahok

Pembangunan sembilan waduk sebagai alternatif penanggulangan banjir Ibu Kota ini disampaikan pertama kali oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan, pria yang akrab disapa Ahok itu lebih meyakini pembangunan sembilan waduk lebih ampuh mengatasi banjir dibanding sodetan Ciliwung-Cisadane.

Basuki memprioritaskan pembangunan gorong-gorong dari Casablanca ke arah Kanal Banjir Timur (KBT). Kemudian, penambahan waduk-waduk di Jakarta sebagai penampung air hujan dan pembangunan waduk Ciawi. Waduk yang akan dibangun di Jakarta seperti di Cakung, Cilincing, Kali Tunjungan, Cengkareng, dan Pantai Indah Kapuk (PIK).

Di Kali Tunjungan dekat tol, akan dibangun waduk seluas 90 hektar. Kemudian di Cengkareng, akan dibebaskan lahan untuk dibangun waduk seluas 120 hektar. Kemudian waduk yang dibangun di Cakung dan Cilincing seluas 20 hingga 50 hektar, serta 30 hektar pembangunan waduk di PIK.

Di samping itu, para pengembang yang melakukan reklamasi pantai juga diminta menjalankan kewajiban membuat pulau di atas lahan yang direklamasi. Karena ada aturan dalam Keputusan Presiden, pengembang harus membenahi daratan hasil reklamasi. Mereka (pengembang) akan mengalokasikan anggaran mereka untuk memenuhi kewajiban. Pemprov DKI juga akan membuat waduk di kawasan Halim Perdanakusuma dan Bumi Perkemahan Cibubur.

Pembangunan waduk Halim Perdanakusumah merupakan hasil kerjasama dengan TNI-AU. Nantinya, DKI hanya mengirimkan alat keruk atau dredger.

Mengapa pembangunan waduk menjadi prioritas? Sebab, ia telah melihat hasil positif dari normalisasi waduk Pluit dan Ria Rio. Basuki mengklaim normalisasi waduk Pluit telah dapat membebaskan Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin dari banjir. Sedangkan normalisasi waduk Ria Rio berdampak positif untuk kawasan Pulomas dan Cempaka Putih.

"Nah, nantinya kita akan punya banyak "baskom" untuk menampung debit air dan air hujan yang berlebih," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com