Hal ini dialami Imey (19) dan Nadia (20), dua penumpang angkot 102 jurusan Tanah Abang-Ciputat. Keduanya pun bingung untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Ciputat.
"Tadi disuruh turun di depan Point Square, katanya ada demo-demo gitu dan pada rusuh," ujar Imey, kepada Kompas.com, di depan Terminal Lebak Bulus, Senin siang.
Imey mengeluhkan kejadian ini membuatnya mesti menunggu angkot beroperasi kembali untuk pulang ke arah Ciputat.
Nadia juga mengungkapkan hal senada. Ia mengaku jengkel dengan adanya kejadian ini. "Kesal jengkel juga, sebenarnya masih jauh dari rumah," kata Nadia, yang baru saja pulang dari wilayah Senayan.
Tidak hanya penumpang yang menjadi korban dalam kejadian ini. Surwono (48), sopir mobil boks yang hendak menuju arah yang sama, juga tidak setuju dengan adanya demo tersebut.
"Kalau enggak ada demo-demo enggak macet kayak gini. Apa gunanya demo-demo kan ada solusi lain. Ini saya sudah kena macet dari Cikunir," ujar Surwono.
Aksi unjuk rasa tersebut dilatari kabar penutupan terminal kota, selain kebijakan menutup terminal antarkota dan antarprovinsi yang memang sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu untuk pembangunan dipo MRT. Para sopir protes karena khawatir mereka tidak dapat masuk ke dalam jika terminal kota ditutup.
Sebagai bentuk penolakan, mereka memarkirkan kendaraannya berjejer di separuh Jalan Pasar Jumat. Kemacetan pun tak terhindarkan mulai dari memasuki lampu merah Fatmawati yang mengarah ke Ciputat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.