Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Tak Mempan "Mengusir" Warga Waduk Pluit

Kompas.com - 27/01/2014, 13:40 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa warga Waduk Pluit tetap bertahan meski banjir merendam rumah mereka setinggi satu meter. Mereka baru mau pindah jika mendapat ganti rugi dari Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Midun (50), warga RT 19/RW 17 Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, banjir yang dialaminya merupakan hal yang sudah biasa tiap tahun. Dia mengatakan, warga yang tinggal di pinggiran Waduk Pluit tersebut tidak merasa takut lagi dengan banjir yang mengancam daerah tersebut.

"Ya, kalau banjir yang sekarang masih mending, tidak seperti tahun lalu sampai seatap," ujarnya, Senin (27/1/2014).

Menurutnya, mereka tidak ada pilihan lain karena sulit mencari tempat tinggal di Jakarta.

Midun sudah lima tahun tinggal di daerah tersebut karena suaminya bekerja di tempat pelelangan ikan di Muara Baru. Dia mengaku tidak menolak bila nanti ada penggusuran untuk normalisasi Waduk Pluit, asalkan diberikan ganti rugi yang setimpal.

"Ya kalau memang disuruh pindah, terima saja. Tapi ya harus ada ganti ruginya, dong," ucapnya.

Midun mengaku membangun rumahnya yang berukuran 4 x 6 meter tersebut menghabiskan uang sekitar Rp 30 juta. Dia menolak dipindah ke rumah susun.

Hal senada diungkapkan oleh Daeng (45). Ia juga menginginkan adanya ganti rugi bila memang rumahnya yang berada di pinggiran Waduk Pluit sisi selatan tersebut harus digusur untuk proyek normalisasi.

Bapak dari empat anak tersebut mengaku akan kembali ke kampung halamannya jika ada uang ganti rugi yang setimpal bila rumahnya digusur.

"Ya kalau nanti kena (digusur) juga maunya dikasih ganti rugi biar bisa buat pulang kampung dan usaha di sana," ujar Daeng.

Daeng mengaku tidak tertarik dengan penggantian berupa unit rusun. Menurut dia pemberian rusun sama halnya dengan mengontrak.

"Ngapain dapat rusun, selama ini toh saya kan rumah sendiri. Mau banjir kek, yang penting itu rumah sendiri, bukan ngontrak," ujarnya.

Sebelumnya, saat banjir merendam sebagian Jakarta, air di Waduk Pluit meluap hingga merendam rumah warga lebih dari satu meter. Banyak warga di kawasan tersebut terpaksa mengungsi.

Pada Januari tahun lalu, kawasan di sekitar Waduk Pluit mengalami banjir besar hingga sedalam 2 meter. Kejadian itu mendorong Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menormalisasi Waduk Pluit dengan memindahkan warga yang tinggal di bangunan-bangunan ilegal di sekitar waduk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com