"Tapi, daerah yang berada di aliran Ciliwung mulai Rawajati, Kebon Baru, Bidara Cina, Kampung Melayu, dan Kalibata, akan terendam jika di Depok sudah Siaga I," kata Edy, kepada wartawan, Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Apabila di Pintu Air Manggarai ketinggiannya telah mencapai 975 cm, atau pada posisi Siaga I, DKI akan membuka Pintu Air Ciliwung Lama, yang mengarah ke Istana. Tujuannya ialah agar aliran air terbagi, dan beban air tidak berada di Kanal Banjir Barat (KBB) saja.
Dampak dari pembukaan pintu itu adalah daerah Kali Pasir dan Gunung Sahari menjadi terendam. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pada 4 Maret 2013, saat Katulampa Siaga 1, alirannya terpecah sehingga ketika sampai di Depok, ketinggian air menurun hanya pada status Siaga II.
"Tadi pagi, ketinggian Pintu Air Depok juga Siaga I, makanya sekarang kita pantau di Manggarai-nya. Kita tertolong karena di Jakarta tidak hujan," kata Edy.
Sebelumnya, dampak derasnya hujan yang mengguyur daerah Bogor dan sekitarnya pada Rabu (29/1/2014) malam mengakibatkan bendung Katulampa pada posisi Siaga I. Air di bendung Katulampa itu bermuara ke Sungai Ciliwung. Otomatis warga yang mendirikan bangunan di aliran Sungai Ciliwung terkena air kiriman.
Sebanyak delapan kecamatan serta belasan ribu warga terpaksa mengungsi hari ini. Ketinggian banjir pun bervariasi mulai 10-350 cm.
Berdasarkan informasi Pusdalops BPBD DKI, hingga pukul 15.00 WIB ini, ketinggian bendung Katulampa pada 100 cm (Siaga III), Depok 195 cm (Siaga IV), Manggarai 860 cm (Siaga II), Karet 550 cm (Siaga II), Krukut Hulu 80 cm (Siaga IV), Pesanggrahan 90 cm (Siaga IV), Angke Hulu 205 cm (Siaga III), Waduk Pluit -165 cm, Pasar Ikan 150 cm (Siaga IV), Cipinang Hulu 100 cm (Siaga IV), Sunter Hulu 65 cm (Siaga IV), dan Pulogadung 380 cm (Siaga IV).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.