"Saya sudah tugaskan Pak Kades dan Pak Camat untuk menjaga, membentengi, supaya tak masuk spekulan-spekulan yang buat harga jadi kacau," ujarnya, saat meninjau salah satu lokasi yang akan dijadikan waduk bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Megamendung, Bogor, Selasa (4/2/2014).
Yasin yakin, dengan segera melaksanakan pendataan warga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bakal membebaskan lahan tersebut tidak akan menjadi korban permainan harga spekulan. Terlebih, proses pembebasan lahan yang dilaksanakan menggunakan appraisal price atau berdasarkan harga di pasaran.
Yasin mengungkapkan, dua waduk yang bakal dibangun, satu ada di Megamendung (Waduk Megamendung) dan satu lagi berada di Sukamahi (Waduk Sukamahi). Waduk Megamendung memiliki luas 107 hektar, sementara Waduk Sukamahi seluas 24,8 hektar.
Pembangunan fisik waduk itu dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum, sedangkan pembebasan lahan dilakukan Pemprov DKI. Jumlah warga yang diprediksi terkena pembebasan lahan sejumlah 275 kepala keluarga yang terdiri dari 145 KK di Megamendung dan 130 KK di Sukamahi.
"Letak koordinat pembangunan waduk sudah ditentukan oleh Kemen PU. Harus bergeser sedikit dari lokasi semula karena ada tanahnya yang penuh batu-batuan. Tapi tak masalah," ujarnya.
Proyek itu menelan dana Rp 1,9 triliun dari APBN. Untuk pembebasan lahan, Pemprov DKI menggelontorkan dana sebesar Rp 1,2 triliun. Namun, lantaran APBD 2014 sudah disahkan, pihaknya baru akan mengeluarkan dana Rp 200 miliar tahun ini. Sisanya akan ditambahkan di APBD Perubahan 2014.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan pembebasan lahan dapat rampung tahun 2014 ini sehingga pada tahun 2015 yang akan datang sudah dapat dilaksanakan pembangunan fisik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.