Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Bogor Cegah Spekulan "Bermain" di Proyek Dua Waduk

Kompas.com - 04/02/2014, 14:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com — Bupati Bogor Rachmat Yasin bakal mencegah masuknya spekulan harga lahan di dua lokasi yang akan dibangun waduk. Ia menugaskan kepala desa dan camat setempat untuk segera mendata warga mana saja yang lahannya bakal dibebaskan demi pembangunan dua waduk itu.

"Saya sudah tugaskan Pak Kades dan Pak Camat untuk menjaga, membentengi, supaya tak masuk spekulan-spekulan yang buat harga jadi kacau," ujarnya, saat meninjau salah satu lokasi yang akan dijadikan waduk bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Megamendung, Bogor, Selasa (4/2/2014).

Yasin yakin, dengan segera melaksanakan pendataan warga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bakal membebaskan lahan tersebut tidak akan menjadi korban permainan harga spekulan. Terlebih, proses pembebasan lahan yang dilaksanakan menggunakan appraisal price atau berdasarkan harga di pasaran.

Yasin mengungkapkan, dua waduk yang bakal dibangun, satu ada di Megamendung (Waduk Megamendung) dan satu lagi berada di Sukamahi (Waduk Sukamahi). Waduk Megamendung memiliki luas 107 hektar, sementara Waduk Sukamahi seluas 24,8 hektar.

Pembangunan fisik waduk itu dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum, sedangkan pembebasan lahan dilakukan Pemprov DKI. Jumlah warga yang diprediksi terkena pembebasan lahan sejumlah 275 kepala keluarga yang terdiri dari 145 KK di Megamendung dan 130 KK di Sukamahi.

"Letak koordinat pembangunan waduk sudah ditentukan oleh Kemen PU. Harus bergeser sedikit dari lokasi semula karena ada tanahnya yang penuh batu-batuan. Tapi tak masalah," ujarnya.

Proyek itu menelan dana Rp 1,9 triliun dari APBN. Untuk pembebasan lahan, Pemprov DKI menggelontorkan dana sebesar Rp 1,2 triliun. Namun, lantaran APBD 2014 sudah disahkan, pihaknya baru akan mengeluarkan dana Rp 200 miliar tahun ini. Sisanya akan ditambahkan di APBD Perubahan 2014.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan pembebasan lahan dapat rampung tahun 2014 ini sehingga pada tahun 2015 yang akan datang sudah dapat dilaksanakan pembangunan fisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com