Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halte dan Stasiun Terlalu Jauh, Penumpang Pilih Kopaja "Ngetem"

Kompas.com - 04/02/2014, 20:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga pengguna KRL Commuter Line yang turun di Stasiun Sudirman mengeluhkan jauhnya jarak dengan halte Transjakarta.

Keberadaan angkutan umum seperti Kopaja dan Metromini yang "ngetem" sembarangan dekat pintu keluar masuk stasiun menjadi pilihan transportasi ketimbang harus berjalan jauh untuk naik bus Transjakarta.

Hal itu karena letak halte Transjakarta terdekat, yakni Halte Dukuh Atas, terlalu jauh. Halte Dukuh Atas dan Stasiun Sudirman berjarak sekitar 600 meter.

Richard (36), salah seorang warga Bekasi pengguna setia KRL mengaku sadar bahwa angkot dilarang untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di depan stasiun. Namun, justru angkutan umum tersebut yang membuat pengguna kereta merasa praktis dan nyaman.

"Masa harus jalan satu kilometer dulu hanya untuk sekedar turun dari bus, terus ke stasiun," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (4/2/2014) sore.

Hal senada juga disampaikan Burhan (54). Menurut dia, alangkah baiknya jika tepat di depan Stasiun Sudirman, dibangun lagi sebuah halte Transjakarta.

"Kalau ada halte depan sini kan, kita enggak perlu lagi jauh jalan kalau turun dari kereta. Jadi harus ada solusi dari larangan itu," harap warga asal Depok ini.

Pantauan Kompas.com, sebenarnya tepat di depan pintu keluar Stasiun Sudirman sudah dipasangi pagar pembatas yang membentang hingga ke arah Halte Dukuh Atas. Hal itu bertujuan agar warga tidak bisa naik angkot tepat di depan stasiun karena Kopaja atau Metromini yang ngetem di titik tersebut sering menyebabkan kemacetan di Jalan Sudirman, terutama pada pagi dan sore hari. Namun, pagar pembatas tak juga efektif untuk mencegah.

Dengan memanfaatkan celah yang ada di pagar tersebut, orang dengan leluasa keluar masuk dan angkot pun tetap dengan bebas menaik turunkan penumpang. Adapun angkutan umum yang rutin ngetem di depan Stasiun Sudirman adalah Metromini 640 dan Kopaja P15.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com