JAKARTA, KOMPAS.com — Penutupan Terminal Bus Antarkota Antarprovinisi (AKAP) Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, berdampak pada penurunan penghasilan para penjual tiket di sana. Separuh dari pendapatan asli para penjual tiket ini terpangkas.
Nurcahyo (35), penjual tiket dari PO Bus Zentrum, mengatakan, meski masih melayani penjualan tiket di terminal itu, pendapatan yang diperolehnya berkurang drastis pasca-penutupan terminal pada 18 Januari 2014. Saat terminal itu masih beroperasi, penghasilannya rata-rata sekitar Rp 100.000 per hari. Kini ia hanya memperoleh Rp 50.000 per hari.
"Saya kecewa terminal ini ditutup. Sekarang penghasilan jadi parah, paling sekarang gocap (Rp 50.000)," kata Nurcahyo kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2014).
Karena masalah tersebut, pria yang sudah 14 tahun bekerja sebagai penjual tiket itu kekurangan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan istri dan seorang anaknya yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Ia belum tahu apakah ia bisa bekerja di tempat pejualan tiket PO busnya di Ciputat, Tangerang Selatan, sebab sudah ada pekerja lain yang sudah lebih dulu bertugas di sana. Oleh sebab itu, ia berencana kembali ke Semarang dan bekerja di sana.
Menurut Nurcahyo, sebelum terminal ditutup, jumlah penumpang yang datang membeli tiket bisa mencapai 150 orang. Namun, sejak ditutup, kini pelanggan yang masih membeli tiket di sana hanya sekitar 20 orang. Bus Zentrum yang beroperasi di Lebak Bulus, kata dia, ada lima unit. "Sekarang bus cuma melintas. Paling cuma ambil 10 orang penumpang saja di depan," ujar Nurcahyo.
Tanto (33), penjual tiket dari PO Bus BCU, juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, pendapatannya kini berkurang separuh dari sebelumnya. "Biasanya lebih dari target, ini kurang dari target. Biasanya pemasukan minimal Rp 100.000 lebih sehari. Sekarang malah separuhnya Rp 50.000 minimal," ujar Tanto.
Tanto merasa dirugikan dengan penutupan terminal tersebut. Ia mengatakan, jika kantor agen bus di sana ditutup total, ia berencana pindah ke lokasi pul baru BCU di Pondok Cabe, Gintung, atau Pondok Pinang, Tangerang Selatan. "Rencana pindah ke sana," katanya.
Suasana lengang terlihat di dalam terminal yang biasanya terisi sekitar 150 bus, 80 agen bus, dan melayani hingga 1.200 penumpang per hari.
Di dalam terminal hanya ada sebuah backhoe atau alat berat. Sekeliling terminal sudah dipagari untuk proses pengerjaan. Meski demikian, pengerjaan yang terlihat baru pembobokan jalan pada lima tempat di bagian tengah terminal. Ada satu galian serupa sumur di arah pintu keluar terminal.
Dari total luas terminal 2,7 hektar, sekitar 2 hektar di terminal itu nantinya akan digunakan sebagai dipo MRT. Dengan penutupan ini, hanya ada angkutan dalam kota, seperti mikrolet, bus sedang, dan transjakarta yang beroperasi di Terminal Lebak Bulus pada sisa lahan seluas 0,7 hektar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.