Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Jakarta Menuju Standar Internasional

Kompas.com - 07/02/2014, 15:52 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kerusakan jalan terjadi secara masif sebulan terakhir ini saat Jakarta dilanda banjir dan diguyur hujan lebat. Kerusakan ini membuat mobilitas kendaraan terhambat di ruas-ruas utama. Lantaran seringnya kerusakan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mengubah aspal menjadi beton berstandar internasional.

Beton dipilih menggantikan aspal karena beton dinilai lebih tahan lama. Begitupun dengan biaya operasional/perawatannya, beton dianggap lebih hemat daripada merawat jalan dari aspal.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan di Jakarta, Jumat (7/2/2014), mengatakan, penggunaan beton tahun ini dimulai di sejumlah ruas jalan yang sering rusak.

”Ruas-ruas jalan yang pertama kami ganti dengan beton ada di Jalan Gunung Sahari, Plumpang, Simpang Lima Semper. Berikutnya kami dorong semua jalan utama di Jakarta menggunakan beton. Kami ingin standar jalan Ibu Kota menjadi standar internasional,” kata Manggas.

Selama ini hampir seluruh jalan di DKI menggunakan aspal, padahal aspal sangat rentan rusak ketika diguyur hujan atau terendam banjir. Saat pengaspalan pun tidak bisa sembarangan karena aspal harus dibawa dalam suhu tinggi agar kualitasnya terjaga. ”Menggunakannya (aspal) ribet, sementara merawatnya pun perlu biaya lebih besar. Maka sudah saatnya jalan Jakarta berganti dengan beton,” kata Rudy.

Rudy meminta masyarakat bersabar selama proses perbaikan. Sebab, petugas di lapangan tidak dapat
memperbaiki semua kerusakan sekaligus. Perbaikan saat ini tergantung kondisi cuaca. Apabila hujan, perbaikan jalan tidak bisa dilaksanakan, apalagi jika bahan perbaikan jalan dari aspal.

Rencana penggantian aspal dengan beton didukung Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Basuki, program tersebut masuk akal sebab Jakarta sering menghadapi cuaca ekstrem. Perbaikan jalan dengan menggunakan beton kualitas tinggi juga tidak perlu waktu lama, hanya sekitar enam jam saja.

Harapannya, penggunaan beton itu dapat mengerem laju kerusakan jalan di Jakarta.
Perbaikan dikebut

Angka kerusakan jalan sampai 6 Februari kemarin tercatat sebanyak 6.201 titik dan 561 ruas jalan. Dari data itu, luas kerusakan jalan mencapai 135.746 meter persegi.

Adapun perbaikan jalan sejak Januari sebanyak 4.436 titik dengan luas 93.486 meter persegi. Saat ini masih tersisa 1.768 titik kerusakan dengan luas 42.260 meter persegi.

”Kami semua sedang bergerak di seluruh wilayah. Tidak ada penundaan sebab kami berkejaran dengan waktu dan cuaca,” kata Manggas Rudy.

Di lapangan, petugas mengebut perbaikan jalan yang rusak parah akibat guyuran hujan tiga pekan terakhir. Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono, Rabu (5/2), secara khusus meminta Suku Dinas Pekerjaan Umum Jalan untuk mempercepat perbaikan jalan rusak. Dia berharap setidaknya ada penambalan sementara terhadap lubang dan retakan yang dikeluhkan pengguna jalan belakangan ini.

Pada Jumat (7/2), perbaikan terlihat di ruas Jalan Raya Plumpang di Koja, Jakarta Utara. Petugas memperbaiki lajur menuju Simpang Lima Semper dan membuka satu lajur menuju Plumpang.

Namun, belum semua jalan rusak di DKI seperti di jembatan Ciliwung Jl Abdullah Syafei, kolong jembatan kereta Manggarai, dan jalan baru Pondok Kopi-Kranji menjelang jembatan Kanal Timur.
(Mukhamad Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com