Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicopot Jokowi, Mantan Kadis Kebersihan Puas dengan Kinerjanya

Kompas.com - 13/02/2014, 08:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengaku legawa dirotasi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGuP2). Unu pun tak mau berprasangka atas kepindahannya tersebut.

"Saya harus khudznudzan, berbaik sangka. Karena jabatan dan rezeki itu sudah ada yang mengatur," kata Unu kepada wartawan, di Balaikota Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Sekitar 15 bulan menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan, Unu menyatakan telah memberikan beberapa contoh yang baik kepada stafnya. Ia memberikan contoh totalitas dalam bekerja dan mencintai pekerjaan. Misalnya, dengan membiasakan berangkat kerja pada waktu subuh dan kembali ke rumah pada hari berikutnya.

Unu merasa sudah memberikan yang terbaik dalam melayani masyarakat. Namun, permasalahan sampah, kata dia, tidak akan pernah selesai. Sebab, permasalahannya luas, mulai dari permasalahan tata ruang, sosial, teknis, keuangan, peran serta masyarakat, dan sebagainya.

"Mana ada yang memegang organisasi satu tahun bisa menyelesaikan begitu banyak persoalan yang sudah menumpuk bertahun-tahun? Konsolidasi di internal saja butuh waktu lama," ujar Unu.

Ia mengaku puas dengan efisiensi anggaran Dinas Kebersihan tahun 2013 lalu yang mencapai Rp 118 miliar. Kemudian, ia juga yang pertama kali menggunakan pembelian secara elektronik melalui e-purchasing dan didaftarkan dalam e-katalog.

Pada masa kepemimpinannya, ia juga sudah menciptakan Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Persampahan. Di dalam perda itu juga diterapkan denda maksimal bagi para perseorangan maupun perusahaan yang membuang sampah sembarangan.

Unu berharap, penggantinya kini, Saptastri Ediningtyas, dapat melanjutkan segala program yang telah dirancang. Sebab, permasalahan sampah bukan hanya masalah teknis, melainkan juga menyangkut aspek sosial. Dengan 14 juta penduduk di Jakarta, sulit untuk mengedukasi perilaku warga dalam menjaga kebersihan.

"Tetapi, kalau konotasi penyimpangan, dibuka saja sendiri, staf saya sudah paham semua. Saya hanya minta maaf dan terima kasih, itu saja kata-kata saya," kata Unu.

Beberapa hari belakangan, Unu menjadi sorotan publik akibat masih mau bekerja sama dengan swasta dalam pengelolaan sampah. Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan swakelola mulai dari pengangkutan hingga pengelolaan sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com