JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pensiunan marinir yang bekerja sebagai petugas pengawalan pengisian uang anjungan tunai mandiri merampok uang pengisi ATM yang seharusnya dikawalnya. Pelaku mengaku melakukan hal itu karena kesal kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Dengan todongan senjata api laras panjang, BW melumpuhkan Neky, sopir kendaraan, serta dua operator mesin ATM, Candra dan Wibowo, yang saat itu bersamanya di Jalan Pulogede, Bekasi, Rabu (29/1/2014). Pelaku kemudian mengarahkan kendaraan ke Jalan Baru Perumahan Villa Galaxy, Cluster Lotus, Bekasi.
Bersama rekannya Hen, pelaku mengikat dan menyekap sopir dan kedua operator ATM. Kedua pelaku menggasak uang Rp 1,6 miliar yang berada dalam 16 kotak brankas.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, motif BW mengaku kesal kepada perusahaan tempatnya bekerja memotong gajinya sebesar Rp 100.000 sampai Rp 200.000 setiap bulan. Oleh perusahaannya, BW digaji Rp 2,6 juta per bulan.
"Jika ia menanyakan kenapa uangnya dipotong, maka ia tidak dikasih job pengawalan oleh perusahaan. Karena itu, ia mengaku sakit hati dan merampok uang yang seharusnya ia kawal," kata Rikwanto dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (13/2/2014).
Menurut Rikwanto, BW baru 8 bulan bekerja sebagai pengawal di sebuah perusahaan jasa keamanan. BW diketahui pensiun dini dari TNI Angkatan Laut, tepatnya kesatuan marinir pada tahun 1984.
Kasubdit Resmob Ajun Komisaris Besar Adex Yudiswan mengatakan, setelah menerima laporan perampokan, ia langsung melakukan penyelidikan. Polisi akhirnya mengetahui bahwa BW dan Hen kabur ke Bandung dengan uang Rp 1,6 milar. Polisi akhirnya membekuk BW di salah satu hotel melati di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2014).
"Uang sisa hasil perampokan ada Rp 1 miliar di mobil Honda Civic-nya, kami amankan. Mobil Honda Civic itu dibeli tersangka juga dari hasil rampokan," katanya.
Selain uang Rp 1 miliar berupa pecahan Rp 50.000 sebanyak 20.000 lembar, polisi juga menyita senjata air gun yang dimodifikasi menjadi senjata api dengan 5 butir peluru tajam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.