Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Ricuh, Polisi Gelar Simulasi Pengamanan di MK

Kompas.com - 14/02/2014, 17:30 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Polda Metro Jaya menggelar simulasi pengamanan proses sidang sengketa hasil Pemilukada di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/2/2014) siang. Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Pol Sujarno mengatakan, salah satu alasan diadakannya simulasi ini adalah karena kerusuhan di MK yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Ini simulasi sederhana kita adakan karena belajar dari pengalaman kerusuhan itu. Salah satunya karena faktor itu," kata Sujarno usai simulasi.

Seperti diketahui, sidang putusan pemilihan kepala daerah (pilkada) ulang Provinsi Maluku di MK berlangsung ricuh, Kamis (14/11/2013). Saat itu, massa yang diduga berasal dari kubu pasangan Herman Adrian Koedoeboen dan Daud Sangadji mengamuk dan mengobrak-abrik ruang sidang pleno MK.

Sujarno menjelaskan, dengan adanya simulasi ini, maka personilnya dapat mengasah kemampuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Personilnya bisa bergerak secara lebih cepat dan gesit sehingga tidak sampai ada fasilitas yang rusak, apalagi orang-orang yang terluka akibat kerusuhan.

"Pamdal di sini juga kita ajak untuk melakukan simulasi sehingga kekompakan bisa terjadi," ujarnya. Seperti diketahui, aktivitas di MK diperkirakan akan ramai pascapemilu legislatif terkait penyelesaian sengketa hasil pemilu 2014.

Simulasi itu dilangsungkan di ruang sidang pleno gedung MK, yang menjadi tempat pembacaan putusan. Di ruang sidang itu juga, kerusuhan sidang sengketa pilkada Maluku terjadi. Selain satpam, pihak lainnya seperti hakim, pemohon yang berperkara, dan penonton, diperankan oleh anggota kepolisian.

Dalam simulasi, personil yang diturunkan sekitar 100 orang. Awalnya, sidang berjalan dengan lancar sebagaimana sidang seperti umumnya. Namun, saat pembacaan putusan, pihak yang kalah tidak terima dan langsung mengajukan protes.

Protes mulanya disampaikan secara lisan, namun lama kelamaan situasi menjadi lebih memanas. Setelah itu, mereka berontak dengan menaiki meja dan berteriak menunjuk-nunjuk ke arah hakim. Satpam yang bertugas langsung bergerak mengamankan.

Sebelum terjadi kerusakan fasilitas dan orang yang terluka, mereka langsung menarik pihak-pihak yang berbuat kerusuhan keluar ruang sidang. Mereka langsung diserahkan kepada aparat kepolisian yang berjaga di luar.

Setelahnya, sidang pembacaan putusan langsung dilanjutkan karena putusan harus dibacakan hingga selesai. Hakim yang semula diamankan ke dalam ruang tunggu hakim, kembali memasuki ruang sidang dan membaca putusannya hingga selesai.

"Evaluasi kita, tadi hasil simulasinya sudah cukup bagus. Nanti kita harapkan bisa dipraktekkan hal yang sama jika terjadi kerusuhan sungguhan," pungkas Sujarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com