Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopaja dan Metromini Dipertimbangkan Jadi Pengelola BKTB

Kompas.com - 22/02/2014, 12:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta mempertimbangkan untuk menyerahkan pengelolaan bus kota terintegrasi transjakarta (BKTB) kepada kopaja dan metromini. Hal itu dilakukan dalam upaya mengurangi jumlah angkutan umum tak layak jalan yang ada di Kota Jakarta.  Saat ini, BKTB dioperasikan langsung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui UP Transjakarta.

"Saya sedang fokus membenahi angkutan umum, salah satunya angkutan umum yang non-busway (bus sedang). Armada yangg non-busway ini kekurangan armada, sehingga mereka perlu armada-armada baru," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar kepada Kompas.com, Sabtu (22/2/2014).

Akbar mengatakan, pihaknya meminta masukan dari pakar transportasi. Diharapkan, dalam waktu dekat sudah ditemukan solusi terbaik guna memecahkan salah satu persoalan dalam dunia transportasi Jakarta.

"Kami minta masukan dari pakar-pakar transportasi, bagaimana sih membenahi angkutan yang non-busway ini. Ini semua kita dalami dulu, sebelum kita melangkah ke lapangan," katanya.

Sejumlah pakar transportasi menilai, menyerahkan pengelolaan BKTB kepada kopaja dan metromini merupakan upaya terbaik untuk memperbaiki kondisi angkutan umum yang ada di Jakarta.

Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto selaku konsultan layanan transjakarta menilai, pengoperasian BKTB dapat menerapkan opsi akuisisi rute atau kerja sama, agar tidak terjadi  pelayanan angkutan yang tumpang tindih.

Opsi akuisisi rute, kata Yoga, yakni ketika BKTB beroperasi di suatu rute, maka tidak boleh ada angkutan lainnya di kawasan itu. "Jadi, pelayanan di rute tersebut diambil alih seluruhnya oleh BKTB. Operator swasta yang lain disuruh keluar dan pindah ke rute lain, tentu dengan uang kompensasi," kata Yoga  Rabu (12/2/2014).

Jika pihak operator swasta tidak ingin pindah, kata Yoga, maka lakukanlah opsi kedua melalui sistem kerja sama, yakni dengan menyerahkan pengelolaan BKTB ke pihak swasta. "Ya sudah, kita biarkan mereka mengoperasikannya, kerja sama dengan transjakarta. Sekalian untuk upgrade angkutan-angkutan mereka yang sudah tidak layak," katanya.

Tak berbeda jauh dengan Yoga, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menilai, kebijakan Pemprov DKI saat ini yang lebih memilih "mengadu" BKTB dengan kopaja dan metromini, telah melenceng dari tujuan awal pengadaan bus, yakni untuk restrukturisasi angkutan umum dan trayek yang ada di Jakarta.

"Yang kita harapkan dari angkutan baru di DKI ini kan tidak bersaing satu dengan yang lainnya, tapi justru saling mendukung," kata Danang, Senin (10/2/2014).

Untuk itu, Danang menyarankan agar Pemprov DKI tidak berperan sebagai operator dalam penyelenggaraan angkutan umum di Jakarta, namun lebih berperan  sebagai fasilitator dan regulator yang mewadahi semua operator swasta. Ia menilai, operator-operator bus swasta di Jakarta masih mampu untuk menjalankan bus-bus baru yang dibeli Pemprov.

Asalkan, memiliki kontrak yang jelas. "Harusnya bus-bus baru berukuran sedang diberikan saja ke kopaja dan metromini tapi dengan sistem kontrak baru, yang isinya adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi semua pihak yang terlibat," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com