JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelesaian pembangunan kampung deret di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, diperkirakan akan molor dari jadwal awal pada akhir bulan ini. Faktor cuaca memengaruhi rampungnya pembangunan tersebut sehingga diperkirakan baru selesai pada Maret atau April 2014.
Pantauan Kompas.com, bangunan kampung deret itu terdiri dari rumah dua lantai. Rumah-rumah itu saling berderet memanjang dan menyambung satu sama lain. Saat ini kontruksi bangunan masih berupa kerangka dari beton warna putih. Beberapa rumah belum dipasangi atap berkerangka baja ringan.
Pur, salah satu aplikator Kampung Deret Petogogan, mengatakan ada beberapa kendala dalam pembangunan kampung deret itu, antara lain sulitnya ketersediaan material bangunan. Rumah kampung deret ini dibangun dengan metode Rumah Instan Sederhana dan Sehat (RISA) yang ditetapkan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta. Material bangunannya lebih banyak menggunakan besi atau beton.
"Kan memang enggak semudah itu. Ini bukan rumah biasa. Bahkan untuk tukang pekerjanya saja butuh pelatihan," katanya, Senin (24/2/2014).
Selain itu, buruknya cuaca akhir-akhir ini juga menghambat penyelesaian kontruksi. Pekerja sempat berhenti membangun akibat hujan deras.
Wakil Ketua RW 05, Jen Bisri, memaklumi segala kendala yang membuat penyelesaian kampung deret tersebut mundur dari jadwal semula. "Semua menghendaki bim salabim, tapi ya kan enggak bisa seperti itu. Akhirnya masyarakat pasrah," ujarnya.
Samlawi, warga RT 12 RW 05, Petogogan, tidak keberatan dengan mundurnya penyelesaian kampung deret itu. Ia sangat senang dan berterima kasih karena Pemerintah Provinsi DKI melalui Gubernur Joko Widodo bersedia membenahi rumah-rumah kumuh milik warga di sana.
Saat ini Samlawai harus pindah sementara dari rumahnya dan mencari kontrakan untuk tinggal hingga kampung deret tersebut selesai dibangun. "Ya, harus cari kontrakan. Kotor sih tinggal di sini, tapi kan senang rumahnya dibangun. Nanti kalau sudah jadi, katanya mau diberi sertifikat," kata Samlawi.
Kampung Deret di Kelurahan Petogogan mencakup dua wilayah, RW 03 dan 05. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kedua kampung itu berbeda. Di wilayah RW 05, warga menyebutnya dengan pembenahan. Pembangunan rumah di sana dikerjakan oleh pemborong. Rumah lama warga dihancurkan dan diratakan dengan tanah untuk dibangun kembali dengan bangunan baru yang berbentuk deret. Di tengah kompleks rumah deret tersebut terdapat semacam taman segitiga yang dijadikan tempat bersantai dan berkumpul para warga.
Adapun di wilayah RW 03, warga menyebutnya dengan perbaikan. Pembangunan di sini dikerjakan oleh warga sendiri. Rumah warga diperbaiki atau direnovasi sesuai dengan ketentuan Dinas Perumahan DKI. Maskuri, Ketua RT 12 RW 03, mengatakan, langkah renovasi dipilih karena lahan yang ditempati warga adalah tanah hak milik. "Kalau yang di RW 05 itu kan tanah milik negara," katanya.
Untuk memperbaiki rumahnya, warga mendapat sumbangan dana bantuan dari pemerintah sebesar Rp 1,5 juta per meter persegi dengan luas lahan maksimal 36 meter atau sekitar Rp 54 juta per kepala keluarga. Pembayaran akan diterima dalam tiga tahap. Pembayaran tahap pertama telah diterima warga pada awal Januari 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.