Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelesaian Kampung Deret Petogogan Molor

Kompas.com - 24/02/2014, 19:13 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelesaian pembangunan kampung deret di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, diperkirakan akan molor dari jadwal awal pada akhir bulan ini. Faktor cuaca memengaruhi rampungnya pembangunan tersebut sehingga diperkirakan baru selesai pada Maret atau April 2014.

Pantauan Kompas.com, bangunan kampung deret itu terdiri dari rumah dua lantai. Rumah-rumah itu saling berderet memanjang dan menyambung satu sama lain. Saat ini kontruksi bangunan masih berupa kerangka dari beton warna putih. Beberapa rumah belum dipasangi atap berkerangka baja ringan.

Pur, salah satu aplikator Kampung Deret Petogogan, mengatakan ada beberapa kendala dalam pembangunan kampung deret itu, antara lain sulitnya ketersediaan material bangunan. Rumah kampung deret ini dibangun dengan metode Rumah Instan Sederhana dan Sehat (RISA) yang ditetapkan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta. Material bangunannya lebih banyak menggunakan besi atau beton.

"Kan memang enggak semudah itu. Ini bukan rumah biasa. Bahkan untuk tukang pekerjanya saja butuh pelatihan," katanya, Senin (24/2/2014).

Selain itu, buruknya cuaca akhir-akhir ini juga menghambat penyelesaian kontruksi. Pekerja sempat berhenti membangun akibat hujan deras.

Wakil Ketua RW 05, Jen Bisri, memaklumi segala kendala yang membuat penyelesaian kampung deret tersebut mundur dari jadwal semula. "Semua menghendaki bim salabim, tapi ya kan enggak bisa seperti itu. Akhirnya masyarakat pasrah," ujarnya.

Samlawi, warga RT 12 RW 05, Petogogan, tidak keberatan dengan mundurnya penyelesaian kampung deret itu. Ia sangat senang dan berterima kasih karena Pemerintah Provinsi DKI melalui Gubernur Joko Widodo bersedia membenahi rumah-rumah kumuh milik warga di sana.

Saat ini Samlawai harus pindah sementara dari rumahnya dan mencari kontrakan untuk tinggal hingga kampung deret tersebut selesai dibangun. "Ya, harus cari kontrakan. Kotor sih tinggal di sini, tapi kan senang rumahnya dibangun. Nanti kalau sudah jadi, katanya mau diberi sertifikat," kata Samlawi.

Kampung Deret di Kelurahan Petogogan mencakup dua wilayah, RW 03 dan 05. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kedua kampung itu berbeda. Di wilayah RW 05, warga menyebutnya dengan pembenahan. Pembangunan rumah di sana dikerjakan oleh pemborong. Rumah lama warga dihancurkan dan diratakan dengan tanah untuk dibangun kembali dengan bangunan baru yang berbentuk deret. Di tengah kompleks rumah deret tersebut terdapat semacam taman segitiga yang dijadikan tempat bersantai dan berkumpul para warga.

Adapun di wilayah RW 03, warga menyebutnya dengan perbaikan. Pembangunan di sini dikerjakan oleh warga sendiri. Rumah warga diperbaiki atau direnovasi sesuai dengan ketentuan Dinas Perumahan DKI. Maskuri, Ketua RT 12 RW 03, mengatakan, langkah renovasi dipilih karena lahan yang ditempati warga adalah tanah hak milik. "Kalau yang di RW 05 itu kan tanah milik negara," katanya.

Untuk memperbaiki rumahnya, warga mendapat sumbangan dana bantuan dari pemerintah sebesar Rp 1,5 juta per meter persegi dengan luas lahan maksimal 36 meter atau sekitar Rp 54 juta per kepala keluarga. Pembayaran akan diterima dalam tiga tahap. Pembayaran tahap pertama telah diterima warga pada awal Januari 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com