TANGERANG, KOMPAS.com —
 Pemerintah Kota Tangerang berencana membangun sistem memotong aliran Kali Sabi-Cisadane dengan membuat aliran baru sebelum Pintu Air Pasar Baru atau Pintu Air 10. Dengan sistem ini, aliran Kali Sabi akan terpecah menjadi dua sehingga debit air di aliran lama menjadi berkurang.

Sebagian aliran kali ini akan melintasi Lippo Karawaci, Palem Semi, dan Pinangsia menuju Kali Cisadane sebelum Pintu Air 10. Sementara sebagian lagi (di aliran air yang lama) menuju Kali Cisadane setelah Pintu 10.

Sistem yang sama akan diberlakukan di aliran Kali Ledug-Situ Bulakan-Cirarab menuju Laut Jawa. Dengan sistem memotong itu, aliran dari Kali Sabi akan terpecah dua dan masuk ke Situ Bulakan-Situ Cangkringan dan selanjutnya ke Kali Cisadane.

”Sistem bypass ini untuk mengurangi debit air dari sejumlah kali yang saling berhubungan satu dengan yang lain pada saat terjadi air kiriman dan curah hujan cukup tinggi di wilayah masing-masing,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah setelah meninjau korban banjir di Kecamatan Periuk, Selasa (25/2).

Sejak Sabtu, permukiman warga di Pondok Arum, Periuk Jaya, Cibodas, dan Kawasan Industri Kali Sabi terendam banjir. Hingga Selasa, air setinggi 20-60 cm masih merendam kawasan tersebut.

Menurut Arief, sistem memotong aliran air ini sangat dimungkinkan mengingat elevasi Kali Sabi mencapai 14 meter di atas permukaan laut (dpl). Sementara elevasi Kali Cisadane mencapai 10 meter dpl.

Sementara sistem memotong aliran air kedua terkendala karena elevasi Situ Bulakang 6 meter dpl, Situ Cangkringan 8 meter dpl, dan Cisadane 10 meter dpl. Artinya, sistem memotong itu mengalirkan air ke daerah yang lebih tinggi.

”Sebagai langkah untuk mengantisipasi agar debit air berkurang, kami menyediakan pompa dengan kapasitas tinggi sehingga air dapat mengalir ke daerah yang lebih tinggi dan bisa keluar ke Kali Cisadane,” kata Arief.

Rencana memotong aliran air tersebut, kata Arief, langsung dilaporkan kepada Dirjen Sumber Daya Air (SDA), Kementerian Pekerjaan Umum, Selasa.

Berdasarkan hasil pertemuan itu, Arief yang dihubungi Kompas malam hari mengatakan, dalam waktu dekat Dirjen SDA akan meninjau lapangan dan membahas secara bersama dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten Tangerang.

Banjir dan angin kencang

Banjir kembali terjadi di Jakarta Pusat. Tujuh RW di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tergenang sejak Selasa subuh. Diduga air masuk permukiman warga akibat ada rembesan air dari pintu air.

Lurah Petamburan Nur Komariyah mengatakan, pada pukul 05.00 air naik sekitar 60 sentimeter ke jalan dan permukiman warga. Dari malam hingga subuh, hujan lebat turun di kawasan ini.

Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Herning Wahyuningsih mengatakan, ada sejumlah pintu air dan dinding Kanal Barat yang rusak dan menyebabkan air merembes ke permukiman warga. Infrastruktur Kanal Barat berada di bawah tanggung jawab pemerintah pusat.

Genteng beterbangan

Di Jakarta Barat, 32 rumah warga di RT 003, 004, 006, dan RT 006 RW 002 Kamal, Kalideres, rusak disapu puting beliung di tengah hujan lebat, Selasa pukul 01.30. Sebagian atap asbes dan genteng rumah warga beterbangan. Sebagian tembok rumah ambruk. Seorang warga, Siman (40), luka ringan dan dilarikan ke RSUD Cengkareng.

Menurut Lurah Kamal Joko Mulyono, jumlah rumah warga yang rusak 32 unit. Siang kemarin, puluhan warga masih merapikan kembali rumah mereka. (ART/WIN/PIN)