"Akan ada kenaikan pangkat karena dia sedang dalam bekerja," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, saat meninjau para korban di RS Mintoharjo, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2014).
Marsetio mengatakan, selain kenaikan pangkat, TNI akan mengurus pemakaman dan juga memberi santunan bagi keluarganya. Direncanakan, anggotanya yang gugur itu akan dimakamkan oleh pihak keluarga. "(Pemakaman) sedang dirundingkan pihak keluarga yang saat ini sedang dalam perjalanan," ujar Marsetio.
Selain korban meninggal, insiden ini menyebabkan 86 orang terluka. Satu orang yang mengalami luka berat yakni Serka Midi, dan menjalani perawatan intensif di RS Mintoharjo, Jakarta Pusat.
Para korban rata-rata terkena pecahan genteng dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut. Ada yang terkena di bagian dada, kepala, dan perut.
Para korban luka ini dilarikan ke Rumah Sakit Pelabuhan (Port Medical Center) Tanjung Priok, RS Sukamulya, dan RS TNI AL Mintohardjo di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Saat ini, semua korban luka yang dirawat di RS Pelabuhan telah diizinkan kembali ke rumah.
Dugaan sementara, ledakan disebabkan hubungan pendek arus listrik (korsleting). Sumber ledakan berasal dari bahan peledak TNT (Trinitrotoluene).
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menegaskan, tak ada sabotase dalam kejadian ini. Gudang amunisi dikatakan selalu dijaga ketat. Suhu di dalamnya juga selalu dikontrol.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menyebutkan ledakan di gudang amunisi Komando Pasukan Katak berbeda dengan ledakan di gudang amunisi Marinir di Cilandak, 30 Oktober 1984.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.