Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bukan Hanya Satrio Piningit, Jokowi Layak Disebut Ken Arok"

Kompas.com - 15/03/2014, 14:26 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com — Sosok Joko Widodo alias Jokowi di mata masyarakat Malang tak hanya dinilai sebagai sosok Satrio Piningit, tetapi dia juga ditafsirkan sebagai sosok Ken Arok, yang dinilai mampu mendobrak ketidakadilan, penegakan hukum, dan penindasan, serta akan berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo.

"Sosok Jokowi dilihat dari kinerjanya memimpin Kota Solo dan DKI Jakarta yang cukup merakyat dan sederhana. Bukan hanya layak disebut Satrio Piningit, tapi juga layak disebut sosok Ken Arok," jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Hari Sasongko, kepada Kompas.com, Sabtu (15/3/2014).

Ketua DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai cukup tepat menetapkan Jokowi menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Kinerja dan tipe kepemimpinannya selama ini, kata dia, tak jauh beda dengan apa yang pernah dilakukan Ken Arok, yang tercatat dalam sejarah.

Sosok Ken Arok, tutur dia, adalah warga sipil biasa, bukan lahir dari keturunan raja atau ningrat, bukan juga keturunan darah biru. Begitu juga dengan Jokowi.

"Jokowi hanya pengusaha mebel biasa. Bukan juga keturunan Soekarno. Tapi dalam diri Jokowi mengalir ideologi Soekarno. Jokowi adalah anak ideologi Soekarno," ujarnya.

"Selain pemberani, Ken Arok juga setia pada kesederhanaan. Ya, sama seperti Jokowi saat ini. Ken Arok melakukan perlawanan dibantu oleh pendeta Hindhu Siwa dan Buddha untuk mengalahkan Kerajaan Kediri, yang saat itu berbasiskan Hindhu Wisnu," tuturnya lagi.

Soal Jokowi berziarah ke makam Soekarno sebelum diumumkan jadi capres, Hari menilai, hal itu menjadi tradisi yang sudah ada sejak dulu, yakni tradisi Tirta Yatra (perjalanan suci mengunjungi makam leluhur).

"Hal itu wajar dilakukan Ibu Megawati mengajak Jokowi ke makam Bung Karno sebelum ditetapkan jadi capres," katanya.

Hari mengibaratkan, jika di Malang, ada Candi Jejawar, yang ada di Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. "Ken Arok juga pernah melakukan tradisi Tirta Yatra di Jejawar itu," ujar Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com