"Kapok. Enggak usah pake mandor, bayar sendiri aja ke tukang," ujar Kus, warga kampung deret Bungur, Senen, Jakarta, saat ditemui Kompas.com, Kamis (20/3/2014).
Saat pembangunan ditangani mandor, ia harus membayar Rp 4.620.000 kepada mandor untuk biaya pekerja bangunan. Namun, kini warga langsung membayar kepada para pekerja bangunan secara harian.
Meski tidak sesuai dengan kesepakatan awal (memakai mandor), warga jauh lebih tenang karena pembangunan tidak terhenti. Selain itu, pekerja bangunan juga merasa lelah bila terus bekerja di bawah Karmin, mandor yang membawa kabur uang.
"Udah enggak mau saya mah kalau Karmin," ujar Anto, pekerja bangunan.
Karena perilaku Karmin, sekarang tidak ada tempat penginapan bagi para pekerja bangunan. Untungnya, warga RW 06 ini berbaik hati memberi penginapan untuk pekerja bangunan meski hanya di ruangan kosong rumah masing-masing warga.
Pekerja lain merasakan hal yang sama dengan Anto. Mereka sudah tidak percaya lagi dengan mandornya. Sebab, janji mandor kepada 120 pekerjanya baru terpenuhi Rp 95 juta, sedangkan Rp 30 juta sisanya belum dibayarkan.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan kampung deret di RW 06 itu terhenti. Sebab, seorang mandor bangunan membawa kabur uang proyek itu. Imbasnya, pekerja bangunan enggan melanjutkan pekerjaan karena khawatir tidak dibayar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.