Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kafe Remang-remang Menjamur di Taman BMW

Kompas.com - 20/03/2014, 14:31 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW) bukan hanya dibangun rumah semi permanen oleh para pendatang. Di kawasan tersebut, juga menjamur kafe remang-remang.

Menurut Kosasih (61), ketua kelompok perkampungan di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ada sekitar 20 kafe yang buka setiap hari pada pukul 20.00 hingga 02.00 dini hari.

“Iya ada lokasi kafenya ada di ujung jalan perkampungan ini atau dekat Waduk Papanggo. Biasanya, satu kafe remang-remang menyediakan tiga sampai lima wanita Pekerja Seks Komersial (PSK)," kata Kosasih saat ditemui di rumahnya, Kamis (20/3/2014).

Kosim (35) salah seorang pemilik kafe mengatakan, dirinya sudah mendirikan kafe "Dewi Jaya" sejak tujuh tahun silam. Menurut Kosim, pada 2012 lalu, hampir seluruh kafe memiliki 8-10 wanita penyedia jasa. Namun, lantaran wanita penghibur tersebut banyak yang menikah, makanya saat ini tinggal tiga-lima orang saja.

"Dulu sih banyak banget wanitanya, kalau sekarang hanya tiga-lima orang saja. Saya sih enggak masalah karena pada akhirnya mereka memiliki kehidupan yang baik dengan keluarga barunya," ujar pria yang belum dikaruniai anak tersebut.

Kosim menjelaskan, pemasukan yang didapat oleh tempat hiburan dengan perempuan penghibur cukup berbeda. Menurutnya, pendapatan tempat hiburan dilihat dari bir yang dibeli serta kamar yang disewa.

Sementara untuk pemasukan perempuan malam dilihat dari uang yang dibayar per pelanggan yang dikurangi biaya sewa kamar. Untuk satu wanita, lanjut Kosim, biasanya dikenakan tarif Rp 150.000 per jam atau sekali main. Namun, uang tersebut dikenakan potongan sebesar Rp 20.000 untuk biaya sewa kamar.

"Jadi yang diterima wanita penghiburnya bisa Rp 130.000 untuk sekali kencan," kata Kosim.

Apabila di lokasi tersebut memiliki 100 wanita penghibur dari 20 tempat hiburan, maka perputaran uang dari jasa wanita mencapai Rp 15 juta. Lalu untuk penjualan bir, kata Kosim, satu hari pihaknya biasa menjual 32 botol dengan per botolnya dijual Rp 35.000. Apabila dihitung, maka pendapatan kafe dari bir untuk semalam bisa Rp 1.120.000. Apabila pendapatan dari wanita malam ditambah dengan penjualan bir, maka perputaran uang di lokasi tersebut berkisar Rp 16 juta-an.

"Tapi enggak setiap malam kami dapat pelanggan, kadang enggak ada sama sekali. Biasanya yang pakai jasa wanita penghibur adalah Anak Buah Kapal (ABK) Pelabuhan Tanjung Priok," jelas Kosim.

Warga resah

Adanya kafe remang-remang tersebut juga membuat resah warga sekitar, seperti Hasan (43). Dia mengatakan, kafe tersebut banyak yang dibangun tanpa dinding, sehingga aktivitas mereka terlihat vulgar oleh warga sekitar. Keadaan ini dirasakan tidak baik bagi perkembangan mental anak-anak di permukiman yang terletak di seberang taman itu.

"Makin banyak aja itu kafe remang. Mana operasi mereka tidak tahu waktu, siang malam, kita kebisingan mendengarnya," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ihsan (55). Menurutnya, keberadaan kafe tersebut juga menyebabkan lingkungan menjadi kumuh dan kotor. "Kalau bisa segera ditertibkan. Setelah itu segeralah dilakukan pembangunan agar tidak kembali didirikan bangunan liar, apalagi kafe remang seperti itu,” keluhnya.

Sementara itu, Lurah Papanggo, Arahap S, mengakui bahwa di dalam dan sekitar taman banyak berdiri bangunan serta kafe-kafe liar. Namun, sejak Kamis 13 Maret 2014 lalu, pihaknya sudah mengirimkan surat agar para pemilik menertibkan sendiri bangunannya.

"Kita sudah minta mereka untuk membongkar sendiri bangunannya. Namun bila tidak juga dilakukan, ke depan akan dilaksanakan penertiban," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com