Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigadir S Sempat Kesal karena Pekerjaannya Kerap Tak Diapresiasi

Kompas.com - 24/03/2014, 12:56 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mulai menemukan motif penembakan Kepala Pelayanan Markas (Yanma) AKBP Pamudji oleh Brigadir Susanto. Direktur Reskrim Umum Heru Pranoto mengatakan, Brigadir S mengaku dirinya sempat kesal lantaran pekerjaannya tidak diapresiasi oleh Pamudji yang merupakan atasannya.

"Dia merasa semua pekerjaannya tidak diapresiasi. Pekerjaannya tidak ditanggapi," ujar Pranoto, di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/3/2014).

Sebelumnya, Pamudji sempat menegur Brigadir S lantaran tidak menggunakan pakaian dinas saat bertugas. Kemudian, dia menegur kembali sampai mengambil senjata milik Brigadir S. Tersangka pun menuruti perintah atasannya tersebut dengan berganti pakaian di ruang loker.

"Beberapa saat kemudian korban kembali ke ruangan dengan menggunakan seragam lengkap," ujarnya.

Setelah kembali ke ruangan, lanjutnya, kemudian dia meminta Brigadir S memanggil teknisi untuk mengecek lampu dan AC di ruang piket Yanma.

"Lalu tersangka pergi ke piket jenset untuk mengecek. Ketika kembali lagi dan melaporkan pekerjaannya, namun laporan saudara tersangka tidak dipedulikan," kata Heru.

Pada saat inilah, lanjutnya, terjadi perselisihan. Brigadir S mencoba mengambil senjatanya kembali yang disita oleh Pamudji, namun Pamudji sempat mempertahankan senjata tersebut. Tangan korban sempat memegang pelatuk dan melepas tembakan pertama mengenai dinding. Sementara itu, letusan kedua senjata langsung berada di tangan tersangka dan letusan langsung mengenai pelipis kiri korban tembus ke kanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com