Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karutan Jamin Netralitas Warga Binaan Pondok Bambu

Kompas.com - 28/03/2014, 17:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemahaman politik dari para penghuni rutan bisa dikatakan tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan warga pada umumnya. Mereka cenderung cuek mengenai masalah politik. Mayoritas warga binaan tersebut mengaku tidak memahami mengenai politik.

"Saya enggak ngerti politik terus terang saya buta," ujar salah satu warga binaan yang menolak disebutkan namanya, kepada wartawan, Jumat (28/3/2014).

Selain itu, ia juga tidak mengenal baik siapa saja kader-kader dalam pileg. Namun, ia menyatakan ingin mencari pemimpin yang mengerti hukum. "Saya mau milih pemimpin yang mengerti hukum," ujarnya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur, Nurdin, mengakui pihaknya berupaya memberikan pemahaman mengenai pemilu legislatif yang akan digelar pada 9 April 2014. Dia menyatakan, respon warga binaan sudah cukup positif.

"Sangat antusias, yang awalnya mereka tidak paham dengan kondisi pemilu 9 April," ujar Nurdin.

Pihak KPU, bekerja sama dengan KPU DKI melakukan sosialisasi pemilu legislatif terhadap para penghuni rutan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pihak KPU menjelaskan mengenai surat yang terdiri dari tiga jenis, yakni untuk pemilihan DPD, DPRD, dan DPRI.

Selain itu, warga binaan diberikan pemahaman mengenai cara mencoblos dan bagaimana memasukan tiga jenis surat suara itu pada kotak suara yang benar. Penghuni rutan ini juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya pemilu dan hak mereka untuk menggunakan suara dalam pemilu.

Kepala Rutan Pondok Bambu, Sri Susilarti, mengatakan, pihaknya juga akan mensosialisasikan kepada warga binaan tentang mekanisme pencoblosan. Pihaknya menjamin warga tidak diarahkan untuk memiliih caleg tertentu.

Warga binaan menurutnya dapat mengetahui informasi politik melalui televisi dan bacaan yang tersedia di dalam rutan. Terdapat 1.033 warga binaan di Rutan Pondok Bambu yang dapat menggunakan hak pilihnya.

"Kami ada 6 blok, masing-masing ada TV. Mereka bisa nonton. Dan kami juga memiliki perpustakaan dan ada korannya. (Tetapi) internet enggak ada," ujar Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Megapolitan
APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

Megapolitan
Polisi Buru 2 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba yang Kabur Saat Digeruduk Warga di Koja

Polisi Buru 2 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba yang Kabur Saat Digeruduk Warga di Koja

Megapolitan
Hari Ini, Sidang Perdana Panca Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Digelar di PN Jaksel

Hari Ini, Sidang Perdana Panca Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Digelar di PN Jaksel

Megapolitan
Tak Terima Lingkungannya Jadi Tempat Jual Beli Narkoba, 3 Warga Koja Geruduk Kontrakan Pengedar Sabu

Tak Terima Lingkungannya Jadi Tempat Jual Beli Narkoba, 3 Warga Koja Geruduk Kontrakan Pengedar Sabu

Megapolitan
Warga Bantu Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak yang Dianggap Meresahkan

Warga Bantu Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak yang Dianggap Meresahkan

Megapolitan
Polisi Masih Buru Dua dari Tiga Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Polisi Masih Buru Dua dari Tiga Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Megapolitan
Aksi Sindikat Curanmor di Palmerah: Gasak 4 Motor Dalam Semalam, Uangnya untuk Beli Narkoba

Aksi Sindikat Curanmor di Palmerah: Gasak 4 Motor Dalam Semalam, Uangnya untuk Beli Narkoba

Megapolitan
Lapor Kehilangan di Bogor Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi, Ini Cara dan Syaratnya

Lapor Kehilangan di Bogor Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi, Ini Cara dan Syaratnya

Megapolitan
Teganya Royan Cabuli 11 Anak di Bawah Umur di Bogor dengan Modus Penyewaan Sepeda Listrik

Teganya Royan Cabuli 11 Anak di Bawah Umur di Bogor dengan Modus Penyewaan Sepeda Listrik

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 29 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 29 Mei 2024

Megapolitan
Aksi Pemalsu KTP dan SIM di Jaksel: Cari Pembeli lewat Facebook, Raup Rp 30 Juta Per Bulan

Aksi Pemalsu KTP dan SIM di Jaksel: Cari Pembeli lewat Facebook, Raup Rp 30 Juta Per Bulan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 29 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 29 Mei 2024

Megapolitan
Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Megapolitan
Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com