Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Master Jadi Contoh Mahasiswa Asing

Kompas.com - 01/04/2014, 20:26 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com - Sekolah khusus kaum marjinal Master di Depok, Jawa Barat, akan menjadi sekolah percontohan bagi beberapa mahasiswa asing dari Amerika. Sebanyak tujuh orang mahasiswa negeri Paman Sam tersebut akan berkunjung ke sana untuk mendapatkan pengalaman dari pelajar Indonesia yang berasal dari anak jalanan.

"Program ini semacam experience learning. Jadi, mahasiswa belajar sambil mengalami, itu dilakukan di sekolah yang baik ini," ujar Kepala Kantor Internasional Universitas Indonesia Junaidi kepada Kompas.com, Selasa (1/4/2014).

Program yang dimaksud adalah Short Course US-Indonesia Partnership Program (USIPP) yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia bersama dengan dua universitas negeri di Indonesia dan tiga universitas di Amerika. Adapun yang terlibat dalam kerja sama ini yaitu Universitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga bersama dengan Universitas Indonesia. Untuk di Amerika, ada Lehigh University, University of Michigan, dan Goucher College.

Dari masing-masing universitas, baik Indonesia maupun luar negeri, akan mengirimkan tujuh mahasiswa. Nantinya, selain mahasiswa Amerika yang berkunjung ke Indonesia, mahasiswa asal Indonesia juga akan bertolak ke Amerika untuk belajar di sana.

Khusus di Indonesia, pemilihan tempat kunjungan di sekolah Master dikarenakan latar belakang dan jiwa sekolah Master yang sesuai dengan tema program USIPP tahun ini, yakni pluralisme agama dan masyarakat demokratis.

"Sekolah (Master) ini punya murid yang berasal dari berbagai suku bangsa, latar belakang pendidikan, sosial, dan agama. Sama dengan tema program kami," tutur Junaidi.

Meilani (18), siswa kelas 3 SMA di sekolah Master menanggapi baik program tersebut. Menurutnya, sekolah Master dapat menjadi contoh baik karena selama belajar di sana banyak nilai baik yang diajarkan,selain nilai dalam bentuk akademis.

"Paling nyaman sama kebersamaan di sini. Jadi tidak pernah ada yang membeda-bedakan orang. Pokoknya asik, mau (berteman) sama anak jalanan pun nyaman-nyaman saja," tutur Meilani.

Sekolah Master dirintis sejak tahun 2000. Awalnya, sekolah ini berlokasi di emperan masjid. Sedangkan murid-muridnya berasal dari anak-anak jalanan di terminal.

"Kenapa dibilang sekolah Master karena lahirnya dari emperan masjid dan terminal hingga berkembang sampai saat ini," ujar pembina sekolah Master Nurrohim.

Sekarang, sekolah Master memiliki 2.700 murid yang terdiri dari tingkat TK, SD, SMP, sampai SMA. Sekolah ini memberikan pendidikan dalam bentuk akademis, keagamaan (tahfidz), dan pelatihan kewirausahaan. Setiap tahunnya sekolah ini meluluskan 500 siswa, beberapa di antaranya melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan mendapatkan beasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com