Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis "Cabe-cabean" di Kemang Lebih Modis

Kompas.com - 03/04/2014, 07:56 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sedikitnya ada tiga titik tempat nongkrong gadis belia "cabe-cabean" yang menjual jasanya di kawasan Jakarta Selatan. Gadis "cabe-cabean" di kawasan Kemang, misalnya, umumnya tampil modis dan selektif memilih pelanggan.

Dari penelusuran Warta Kota, tempat mangkal perempuan "cabe-cabean" itu antara lain di simpang Fatmawati, Taman Ayodya, dan kawasan Kemang, tepatnya di Jalan Raya Ampera, Mampang.

Lokasi "cabe-cabean" di kawasan Kemang, tepatnya di Jalan Raya Ampera, Mampang, ini, "cabe-cabean" tampil modis dan biasa menghabiskan waktu di depan tempat hiburan malam yang ada di kawasan tersebut.

Para "cabe-cabean" di kawasan ini lebih selektif memilih pelanggan yang usianya tidak terlalu tua dan memiliki kendaraan mewah.

Sementara itu, di simpang Fatmawati, persisnya di depan Rumah Sakit Umum (RSUP) Fatmawati, Jalan Raya Fatmawati, Cilandak, "cabe-cabean" yang rata-rata berusia 14 hingga 16 tahun ini beroperasi mulai pukul 21.00 sampai pukul 02.00 dini hari, setiap hari.

Perempuan "cabe-cabean" di kawasan ini menggunakan modus mengamen untuk menawarkan jasanya kepada para pengendara, khususnya pengendara roda empat, saat lampu lalu lintas menyala merah. Apabila ada kesepakatan harga, para "cabe-cabean" yang tarifnya mulai Rp 400.000 hingga Rp 1,5 juta ini langsung pergi ke salah satu hotel.

Lokasi "cabe-cabean" berikutnya adalah Taman Ayodya, Blok M, Kebayoran Baru. Berbeda halnya dengan lokasi di simpang Fatmawati, "cabe-cabean" di Taman Ayodya terlihat tertutup dan bercampur dengan para pengunjung taman lainnya.

Ketika malam, antara pukul 22.00 hingga 02.00, khususnya pada malam libur, para "cabe-cabean" terlihat berkeliling dan mendekati pengunjung laki-laki yang sedang duduk di taman.

Kepada Warta Kota, sebagian "cabe-cabean" ini mengaku berasal dari Subang, Sumedang, dan Indramayu, Jawa Barat. Beberapa di antara mereka memasang tarif Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per malam.

Kasie Rehabilitasi Sudin Sosial Jaksel Miftahul Huda membenarkan beberapa lokasi tempat mangkal para "cabe-cabean" itu. Menurutnya, keberadaan mereka adalah salah satu bentuk bisnis prostitusi baru di wilayah Jakarta Selatan.

"PSK (pekerja seks komersial) bermotor ataupun di lokasi karaoke hotel sudah ada di wilayah Melawai, Blok M, Kebayoran Baru. Nah, bisnis "cabe-cabean" ini yang mulai muncul di Jaksel. Kita sudah mencoba menertibkan mereka dan berhasil menangkap beberapa, tapi beberapa hari kemudian akan muncul lagi," ujarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk bekerja sama dan bersedia melapor ke Sudin Sosial Jaksel apabila mengetahui keberadaan "cabe-cabean" tersebut. Miftahul mengaku miris melihat beberapa perempuan muda sudah terjun dalam bisnis haram tersebut. (dwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com