Namun, di sisi lain, pedagang lantai 2 Pasar Koja Baru merasa pendapatan mereka berkurang setelah renovasi dan pembangunan gedung pasar oleh PD Pasar Jaya. "Karena bangunan baru, mungkin pengunjung pasar belum beradaptasi. Bisa juga karena persaingan pasar," ujar Kurniawan, staff pengelola pasar PT Bintang Anugrah Makmur (BAM), saat ditemui di ruang pengelola Pasar Koja Baru, Jakut, Kamis (3/4/2014).
Sejak pembangunan gedung pasar, PD Pasar Jaya menggandeng perusahaan pengembang PT BAM untuk mengelola pasar. Sebelum renovasi, menurut Kurniawan, kondisi pasar cukup menyedihkan. Banjir hampir selalu menggenangi pasar ketika hujan. Kios pedagang sangat kumuh, bahkan tidak layak sebagai tempat berjualan.
Namun kini, kios-kios dan los pedagang terlihat lebih rapi. Barang dagangan diatur dan ditata dengan baik. Tidak ada sampah berserakan yang biasa menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap di sudut-sudut pasar tradisional pada umumnya.
Lahan parkir juga cukup memadai. Kendaraan pengunjung pasar diatur dan dijaga oleh petugas keamanan. Meskipun pembangunan dan pengelolaan pasar berjalan cukup baik, sebagian pedagang mengeluhkan sedikitnya jumlah pembeli yang datang. Alhasil, pendapatan yang diterima pedagang menjadi turun.
Pipih, seorang pedagang bunga di Pasar Koja Baru, mengatakan, pendapatan yang diterima sekarang lebih sedikit ketimbang empat tahun lalu, saat pasar belum direnovasi. Udin, pedagang buah di lantai 2 Pasar Koja Baru, juga mengatakan hal yang serupa. Menurut Udin, letak kiosnya yang berada di lantai 2 membuat pembeli malas berkunjung karena harus menaiki tangga terlebih dahulu.
"Capek naik dan turunnya," ujar Udin.
Udin dan beberapa pedagang pernah mendatangi pengelola pasar dan meminta untuk dipasang tangga berjalan (eskalator) di pasar. Keberadaan eskalator tersebut diharapkan akan memudahkan pembeli mendatangi kios di lantai 2. Namun hingga kini, tidak ada tanggapan dari pengelola pasar.
Sementara itu, Ujang mengatakan, persaingan antarpasar di daerah tersebut juga ketat. Beberapa pasar lain misalnya, Pasar Lontar, Pasar Maja, dan Koja Trade Mall, yang letaknya bersebelahan dengan Pasar Koja Baru.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 2009, Keluarga Besar Pedagang Pasar (KBPP) dan Federasi Organisasi Pedagang Pasar Indonesia (FOPPI) Koja Baru, menginginkan renovasi pasar ditunda minimal lima tahun.
Tujuan penundaan itu adalah untuk memberi kesempatan kepada pedagang tradisional, agar dapat mencermati perkembangan daya beli masyarakat, setelah berdirinya Koja Trade Mall, tepat di sisi Pasar Koja Baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.