Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Kampung Deret Tambora, Anak-anak Berjatuhan Kejar Jokowi

Kompas.com - 07/04/2014, 20:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah meresmikan program kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan kampung deret di Tambora, Jakarta Barat, Senin (7/4/2014) petang ini.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Jokowi tiba di kampung deret Tambora sekitar pukul 17:30 WIB mengenakan setelan kemeja putih sesuai ciri khasnya. Kehadiran Jokowi langsung disambut Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Yonathan Pasodung, dan jajaran pejabat Jakarta Barat lainnya.

Kehadiran Jokowi menjadi "magnet" bagi warga sekitar. Mulai dari turun dari mobil Kijang Innova yang ditumpanginya hingga menuju panggung peresmian kampung deret. Masyarakat yang sebagian besar adalah anak-anak terus berlari membuntuti orang nomor satu ibu kota itu.

Ketatnya pengawalan polisi, hansip, Satpol PP, dan pengawal pribadi Jokowi tampaknya tak menggetarkan hati mereka untuk terus berlari mengejar dan mengikuti Jokowi. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang berjatuhan karena saling dorong atau tersandung kaki temannya.

Pengawal pribadi Jokowi pun tampak kesulitan untuk menertibkan anak-anak itu. Beberapa dari mereka terlihat menjewer telinga anak-anak dan mengangkat kerah baju anak-anak itu.
"Hei kau minggir, nanti kaki kamu terinjak," kata salah seorang pengawal Dinas Perhubungan Jokowi seraya menjewer telinga anak-anak itu.

Meskipun dijewer dan dimarahi, puluhan anak-anak terus berupaya mendekati Jokowi. Keinginan mereka hanya ingin bersalaman dan berdekatan dengan bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.

Setelah meresmikan kampung deret, Jokowi berkeliling meninjau rumah deret yang baru selesai pembangunannya itu. Menurut Jokowi, ada perbedaan pemukiman Tambora saat ini dengan kondisi setahun lalu.

"Setahun yang lalu, saya ke sini, antara rumah yang satu dengan rumah yang lain dempet banget. Sampai matahari saja enggak bisa masuk," kata Jokowi.

Sebanyak 35 rumah ditata di kampung deret Tambora. Rencananya, pemda masih akan menata  sebanyak 200 unitrumah lagi lengkap dengan sarana sanitasi dan septic tank. Warga Tambora pun, kata Jokowi, telah berubah pikiran setelah melihat rumah-rumah yang tertata rapi di lingkungannya.

Pada awalnya, masyarakat Tambora enggan mengubah rumah mereka menjadi rumah deret karena khawatir digusur. Setelah melihat hasil yang nyata, masyarakat kini menginginkan program itu terwujud untuk rumah mereka masing-masing.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan warga untuk menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI untuk memperbaiki jalan, lingkungan, pemeliharaan saluran pembuangan, dan pemeliharaan selokan.

"Untuk warga yang ingin rumahnya jadi rapi, segera mendaftar ke camat dan lurah. Dijamin tidak ada yang memungut biaya, yang memungut (biaya) ditangkap," kata Jokowi.

Setelh meninjau kampung deret di RT 03/05, Kali Anyar, Tambora, anak-anak kembali membuntuti Jokowi hingga ke mobil dinasnya. Pengawal pribadi, wali kota, dan lainnya tampak kewalahan mengamankan Jokowi dari anak-anak.

Ketika Jokowi telah naik mobil dinasnya, seorang anak sempat mengeluarkan celetukannya.
"Yah, Pak Jokowi jangan pulang dong," kata anak itu.

Mendengar celetukan anak itu, Jokowi hanya melambaikan tangannya dan melempar senyum khasnya. Bahkan para pengawal terus melindungi dan mengamankan mobil yang ditumpangi Jokowi hingga ke luar gang Kali Anyar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com