JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali melakukan rotasi besar-besaran pada jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setingkat eselon III dan IV, Senin (7/4/2014) kemarin. Pelantikan itu dilaksanakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekda DKI Jakarta Wiriyatmoko. Sebanyak 66 pejabat eselon III dan 91 pejabat eselon IV yang dilantik di antaranya pegawai negeri sipil (PNS) Dinas Perhubungan yang menggantikan jabatan dua tersangka kasus pengadaan transjakarta berkarat, Dradjat Adhyaksa dan Setyo Tuhu.
Dradjat yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dishub digantikan Mirza Aryadi Soelarso, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Dishub Jakarta Timur.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar mengatakan, belum ada pejabat pengganti untuk jabatan Setyo Tuhu. Menurut dia, hingga saat ini, Setyo masih menjabat sebagai Kepala Seksi UPT Angkutan Perairan dan Pelabuhan Dishub DKI.
"Belum ada pejabat pengganti Pak Setyo," kata Akbar.
Lebih lanjut, Akbar menjelaskan, karena status Dradjat dan Setyo adalah tersangka, keduanya tidak datang dalam pelantikan itu. Pejabat yang diundang hanyalah pejabat yang menggantikan jabatan mereka.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta I Made Karmayoga mengatakan, pihaknya telah menonaktifkan Dradjat dan Setyo. Namun, BKD membutuhkan waktu untuk melantik pejabat baru pengganti Setyo. Proses pelantikan ini, lanjut dia, berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 185 Tahun 2009 tentang Sidang Badan Pertimbangan Jabatan dan Keputusan Gubernur dengan SK 544-571 tentang Pengangkatan per tanggal (4/4/2014).
"Harusnya ada 110 pejabat eselon III dan 166 pejabat eselon IV yang dilantik. Tapi, sekarang baru sebagiannya saja," kata Made.
Sementara itu, Wiriyatmoko berpesan kepada pejabat yang dilantik untuk mengikuti ritme kerja Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Saudara semua harus dapat mengikuti cara progresif mereka, kalian semua tahu kan mereka itu bagaimana. Saya imbau Anda semua untuk banyak belajar dan memberikan pelayanan terbaik agar tidak pusing," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.