Petugas membawa tiga surat suara untuk membantu Sri menyalurkan hak pilihnya. "Ibu Sri, ini ada tiga. Ibu silakan mau coblos yang mana," kata Nurhayati, anggota KPPS dari TPS tempat Sri terdaftar sebagai pemilih.
Sri yang terbaring lemas sempat bingung ketika ditanya seperti itu. Belum lagi rumahnya mendadak penuh karena ada dua orang saksi dari TPS dan seorang petugas keamanan di dalamnya.
Rumah Sri Sulami berada di RT 014 RW 01 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Luas rumahnya 9 meter persegi atau 3 x 3 meter. Saat petugas KPPS datang ke rumah Sri, mereka mengalami kesulitan masuk ke rumahnya karena tepat di depan pintu masuk terletak ranjang tempat Sri berbaring.
Sri sudah menderita sakit stroke selama 11 bulan, jauh sebelum kampung deret Tanah Tinggi diresmikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Di rumah itu, Sri tinggal bersama sang suami, Rian (62), yang sejak dua tahun terakhir tidak lagi bekerja sebagai kuli proyek.
Di dalam rumah, hanya terlihat ranjang besar yang menutupi hampir seluruh lantai satu rumah Sri lengkap dengan bantal, guling, dan selimut yang dikenakan Sri. Di lantai atas, menurut Rian, juga ada ranjang. Tidak terlihat adanya pendingin udara maupun ventilasi di rumah tersebut.
Tidak ada pesan khusus dari Sri saat ditanya tentang harapannya dalam pemilu kali ini. Mewakili istrinya, Rian mengungkapkan harapannya agar nasib rakyat lebih baik.
Selain mendatangi Sri, anggota KPPS Tanah Tinggi juga mendatangi Muhani (82), pemilih lanjut usia lain yang tinggal di RT 013. Berbeda dengan Sri, Muhani masih terlihat sehat, meskipun dia tidak bisa berjalan jauh. Karena itulah petugas mendatanginya di rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.